ARTICLE AD BOX

MENTERI Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menyatakan bahwa tata ruang Jawa Barat tahun 2022 menyimpang.
Hal itu disampaikan Menteri Hanif saat meninjau dua letak musibah banjir dan longsor di Megamendung dan Cisarua, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/7).
"Kalau kemarin kami tetap agak santuy dengan menekan. Tapi ini sudah tidak bisa ditolerir, kami bakal melakukan langkah- langkah keras untuk menyelidiki keterlibatan semua unsur nan menerbitkan tata ruang di Jabar tahun 2022," ungkap Menteri Hanif dalam keterangan persnya usai peninjauan.
"Karena tata ruang di Jabar tahun 2022 menyimpang dari nan telah diarahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat itu, mengenai dengan kajian lingkungan hidup strategis," sambungnya.
Dia menegaskan, kajian lingkungan hidup strategis itu menjadi rujukan dari perubahan tata ruang dan itu kudu diacu. Tapi ternyata, faktanya berbeda jauh antara kajian lingkungan hidup strategis nan diberikan menteri dengan tata ruang nan ditetapkan oleh pemutus kebijakan di Jabar.
Fakta Penyimpangan Tata Ruang Puncak
1. Tahun 2010 area itu tetap berfaedah sebagai area lindung, area rawan musibah dan seterusnya.
2. Berdasarkan tata ruang terbaru di tahun 2022, maka Jabar kehilangan 1,2 juta hektare area dengan kegunaan lindung.
3. Dari 1, 6 juta hektare itu area lindungnya berubah jadi hanya 400 ribu hektare. Sebanyak 1,2 juta hektare itu berubah menjadi area non-lindung.
Kunjungan Menteri LH itu menyusul terjadinya musibah banjir bandang dan longsor nan menelan banyak korban jiwa.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah titik di area hulu DAS Ciliwung, Puncak, dilanda musibah banjir bandang dan longsor akibat guyuran hujan nan terjadi pada Sabtu (5/7) malam.
Akibat peristiwa itu berdasarkan info sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, unik di Puncak korban jiwa sebanyak 3 orang dan 1 tetap dinyatakan lenyap dan dalam proses pencarian.
Adapun titik musibah di area hulu untuk di wilayah Kecamatan Megamendung musibah banjir terjadi di Desa Cipayung, Desa Cipayung Girang, dan Desa Gadog.
Kemudian Desa Sukamahi dan Desa Megamendung mengalami Longsor nan menyebabkan satu korban jiwa seorang santri berumur 22 tahun. Korban telah sukses dievakuasi.
Kemudian di wilayah Kecamatan Cisarua ada Desa Kopo mengalami longsor nan menyebabkan kerusakan pada 3 akses jalan dan 1 rumah warga.
Bencana longsor juga terjadi di Desa Tugu Utara dan Desa Tugu Selatan, dimana luapan air dari area Rest Area Gunung Mas merendam permukiman penduduk dan mengakibatkan 2 rumah rusak berat. Sementara di Desa Ciburial terdapat dua korban jiwa meninggal akibat longsor. (DD/E-4)