ARTICLE AD BOX

RIBUAN orang berasal dari beragam wilayah sejak Minggu (6/7) awal hari sudah memadati Kompleks Makam Sunan Kudus dan Masjid Menara Kudus. Mereka duduk bertafakur sembari melantunkan doa, namun ada juga nan sekedar berbincang-bincang dengan orang di sebelahnya alias jalan-jalan di seputar masjid.
Cuaca cukup terang dan tidak hujan membikin mereka leluasa bergerak, dengan lampu-lampu penerang jalan nan menyala membikin ribuan penduduk dapat mudah beraktivitas, namun mereka tetap konsentrasi pada satu tujuan aktivitas nan dilaksanakan pagi ini, ialah mendapatkan Nasi Jangkrik (Sego Jangkrik) pada rangkaian tradisi Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus.
Tradisi Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus nan dilaksanakan tepat pada 10 Muharam menjadi sebuah aktivitas menarik bagi ribuan warga, tidak hanya prosesi penggantian kain kerudung makam, terapi nan paling menjadi sasaran adalah mendapatkan berkah Nasi Jangkrik nan dibagikan dalam rangkaian tradisi tersebut.
Nasi Jangkrik merupakan sajian hidangan unik dari Kudus nan biasanya untuk makan siang, merupakan sebuah menu masakan berupa nasi dengan lauk daging kerbau/kambing nan dimasak secara unik diberi jatah santan dan dibungkus daun jati.
"Sangat lezat dan diyakini ada berkah di dalamnya, hingga banyak nan datang berebut untuk mendapatkan berkah pada tradisi Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus ini," ujar Wahid,50, salah seorang penduduk berasal dari Demak sembari duduk di serambi Masjid Menara Kudus.
Hal serupa juga diungkapkan Fatimah,45, penduduk lain mengaku berasal dari Kabupaten Pati bahwa berbareng rombongan family dan penduduk lainnya ikut datang ke Kudus untuk tradisi buka luwur ini, adalah mendapatkan pembagian berkah Nasi Jangkrik nan dibagikan kepada penduduk nan datang dalam aktivitas ini.
Terdengar menggelitik
Namanya Nasi Jangkrik cukup unik dan terdengar menggelitik di telinga, namun jangan berfikir alias membayangkan sajian menu sebuah masakan nasi dengan lauk jangkrik nan digoreng alias diolah, lantaran jauh dari itu ialah nasi dengan lauk olahan daging kerbau/kambing nan dipotong dadu diberibkyah santan dengan rasa nan khas.
Masakan unik Daerah Kudus nan biasanya disajikan secara unik seperti tradisi Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus ini, dikemas dengan menggunakan daun jati, menurut etimologi berasal dari ungkapan para tokoh masyarakat ketika menyantap menu ini, karena lezatnya makanan ini ada nan berceletuk, “Jangkrik!.
Ketika menikmati lezatnya sajian makanan tersebut, para tokoh sampai ada nan berujar, “Jangkrik! masakan opo iki kok enake pol" alias "Jangkrik, masakan apa ini kok lezat banget"dan sejak itulah sajian nasi unik Kudus ini pun terkenal dengan nama nasi jangkrik.
Pada tradisi Buka Luwur Sunan Kudus ini, tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, ada puluhan ribu berkah Nasi Jangkrik nan disiapkan untuk dibagikan kepada visitor nan datang dalam puncak rangkaian aktivitas ini, apalagi sudah jauh-jauh hari dipersiapkan dengan melibatkan ratusan orang pemasak dan penyaji.
19 ekor kerbau
Humas Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Denny Nur Hakim mengatakan, pada momentum 10 Muharam 1447 Hijriyah tahun ini, untuk menyajikan Nasi Jangkrik nan bakal dibagikan kepada puluhan visitor telah disembelih 19 ekor kerbau dan 72 ekor kambing serta puluhan ton beras.
"Jumlah perewang dikerahkan untuk memasak, membungkus dan penyaji dikerahkan hingga hampur seribu orang," kata Denny Nur Hakim.
Pembagian berkah nasi jangkrik dalam rangkaian Buka Luwur Sunan Kudus ini, ungkap Denny Nur Hakim, dimulai pukul 06.00 WIB dengan tujuan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat nan datang melaksanakan salat Subuh sebelum mengantre nasi berkat. "Namun masyarakat sudah antre sebelum subuh agar mendapat berkah Nasi Jangkrik ini," imbuhnya. (AS/I-1)