Luncurkan Program Genting, Kemendukbangga Bedah Rumah Keluarga Berisiko Stunting

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Luncurkan Program Genting, Kemendukbangga Bedah Rumah Keluarga Berisiko Stunting Peluncuran program Genting sekaligus bedah rumah family berisiko stunting di Tangerang.(Dok. Kemendukbangga/BKKBN)

KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN berbareng BNI meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di Kota Tangerang, Banten. Salah satu perihal nan dilakukan dalam program tersebut adalah dengan melakukan pembaharuan alias bedah rumah family berisiko stunting.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, di kesempatan itu melakukan penurunan asbes di rumah family berisiko stunting di Desa Panunggangan, Kecamatan Pinang.

Di sela-sela kunjungan dinas, Menteri Wihaji menegaskan pentingnya aktivitas gotong royong sebagai aktivitas moral dan sosial dalam rangka percepatan penurunan stunting dan melindungi masa depan bangsa.

Sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting, juga dihadirkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Gerakan ini tidak hanya mengenai support makanan, tetapi juga mencakup intervensi gizi, edukasi parenting, pendampingan psikososial, hingga perbaikan lingkungan tempat tinggal nan layak.

“BNI berkomitmen untuk memberikan support nutrisi dan bahan makanan bergizi kepada 200 anak stunting serta program non gizi berupa perbaikan rumah tidak layak huni serta perbaikan jamban,” ujar Pemimpin wilayah 10 PT. BNI Tbk, Anak Agung Agustiya Novitayanti, juga ikut ke letak bedah rumah.

Penanganan Stunting di Tangerang

Walikota Tangerang Sachruddin menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Tangerang telah menjalankan beragam intervensi dan sinergi lintas sektor seperti program Satu Telur Satu Minggu (Sate Sami) dari seluruh pegawai pemerintah untuk balita berisiko stunting, pemberian makanan tambahan untuk ribuan balita dan ibu hamil, serta penguatan lebih dari 1.000 posyandu di 13 kecamatan.

“Selain pendekatan gizi dan kesehatan, Pemerintah Kota Tangerang juga telah menempuh langkah holistik dengan memperbaiki rumah tidak layak huni. Hingga pertengahan tahun 2025, sebanyak 8.656 unit rumah telah diperbaiki, dan ditargetkan 1.000 unit lagi bakal rampung di tahun ini,” ucap Sachruddin.

Sebagai corak apresiasi, Kota Tangerang dipercaya menjadi tuan rumah puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tahun ini. Pemkot menyambut penunjukan ini dengan komitmen untuk terus menghadirkan kebijakan nan berpihak pada keluarga.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional telah turun menjadi 19,8%. Sementara Kota Tangerang telah mencatat capaian nan membanggakan ialah 11,2%. Artinya, prevalensi stunting di Kota Tangerang lebih rendah dari rata-rata Provinsi Banten (21,1%). Bahkan, nomor ini telah melampaui sasaran nasional 2029 ialah 14%. Hal ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan lokal dan kerjasama lintas sektor sukses membawa bentuk penurunan stunting secara nyata.

Hingga saat ini, dari 72.182.781 family di Indonesia, terdapat sekitar 8,6 juta Keluarga Berisiko Stunting (KRS). Demi menurunkan nomor stunting itu, pemerintah lewat Kemendukbangga/BKKBN melakukan intervensi dengan meminimalisir penyebab KRS.*
(H-3)