Kepala Bnpt: Ji Tinggal Sejarah, Jadi Tanggung Jawab Negara

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Eddy Hartono menekankan bahwa saat ini JI (Jemaah Islamiyah) hanyalah bagian dari masa lalu. Ia menegaskan kehadiran negara untuk membina mantan personil secara berkelanjutan.

"JI tinggal sejarah, dan ini menjadi tanggung jawab negara dalam membina," ungkapnya dalam keterangan tertulis, (1/7/2025).

Hal tersebut dia sampaikan saat menghadiri aktivitas Densus 88 'Momentum Refleksi dan Evaluasi' pelepasan baiat Pasca 1 tahun pembubaran diri JI (Jemaah Islamiyah) di Sentul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirinya turut menjelaskan upaya deradikalisasi luar lapas nan dilakukan secara komprehensif dengan mengedepankan pendekatan kerjasama kepada mantan personil JI dan komitmen untuk terus mengevaluasi program nan berjalan.

"Program deradikalisasi luar lapas termasuk untuk mantan personil JI, kelak ada 3 perihal nan secara komprehensif bakal diupayakan ialah pemberian wawasan keagamaan, wawasan kebangsaan dan kewirausahaan dan bakal kami kolaborasikan dengan kementerian/lembaga. Kami bakal terus pertimbangan program kami," ujarnya.

Di lain pihak, Direktur Penindakan Densus 88 AT Polri, Brigjenpol Muhammad Tedjo Kusumo mengatakan bahwa selama ini Densus 88 dan BNPT telah melangkah beriringan dalam melakukan segala upaya agar mantan personil kembali ke NKRI dan berambisi kerja sama ini bakal berkelanjutan.

"Saya dengar sambutan Kepala BNPT mengingatkan saya 2 kata tentang refleksi dan evaluasi. Segala upaya berbareng kita bergandeng tangan telah menghasilkan hasil nan baik dan kita bakal terus bekerja-sama ke depan," katanya.

Sementara itu, mantan Amir (pimpinan tertinggi) JI, Ustadz Para Wijayanto mengingatkan rekan sesama mantan personil agar selalu mengingat komitmen saat melepas baiat dan berjanji setia pada NKRI ialah 2T dan 2 K.

"Saya mengingatkan kembali kesepakatan hasil musyawarah saat kita melakukan pembubaran ialah melaksanakan 2T dan 2K. T pertama selalu bersikap transparan ini kunci untuk kita mendapat trust, kita sepakat untuk transparan dengan negara dalam perihal berkoordinasi dan dalam proses reintegrasi. Kemudian, 2 K komitmen dan konsistensi, komitmen dengan poin nan sudah disepakati dan kita laksanakan sampai buah dari kesepakatan ini bisa dirasakan semua unsur bangsa," tutupnya.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini