Perang Saudara Menggila Di Dekat Ri, Rumah Ibadah Hancur Lebur

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang kerabat di Myanmar antara junta militer nan berkuasa dan golongan perlawanan pro-demokrasi tetap terus berlangsung. 

Terbaru, junta militer membombardir rumah ibadah alias biara di desa Lintalu, wilayah Sagaing, Myanmar, pada Jumat (11/7) dinihari waktu setempat, melalui serangan udara.

Hal ini diungkap Kepala Administrasi Rakyat Distrik Sagaing, Hlaing Bwa, nan merupakan golongan pro-demokrasi di wilayah tersebut.

Saksi mata mengatakan setidaknya 23 orang tewas, termasuk di antaranya 4 anak-anak, dalam kejadian tersebut, dikutip dari Reuters, Sabtu (12/7/2025).

Juru bicara junta militer Myanmar tidak menanggapi permintaan komentar.

Hlaing Bwa mengatakan rumah ibadah nan diserang menampung sekitar 200 orang nan mengungsi akibat pertempuran antara tentara dan pasukan pro-demokrasi di wilayah sekitar. 

Seorang ahli bicara Pemerintah Persatuan Nasional sipil paralel, nan melacak serangan udara, tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Myanmar dilanda bentrok berkepanjangan sejak militer menekan protes terhadap kudeta 2021 nan menggulingkan pemerintah terpilih nan dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi.

Beberapa hari setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter melanda Sagaing pada 28 Maret 2025, pemerintah mengumumkan gencatan senjata sementara untuk memberikan support kemanusiaan dan membantu membangun kembali wilayah tersebut, menyusul langkah serupa dari golongan anti-junta bersenjata.

Namun, militer terus melancarkan serangan udara dan artileri ke wilayah-wilayah nan dikuasai pemberontak, termasuk wilayah-wilayah nan telah hancur akibat gempa, nan menewaskan nyaris 3.700 orang.

Pada Mei 2025, NUG menuduh junta militer menewaskan sedikitnya 17 siswa dalam serangan udara nan menghantam sebuah sekolah di kota Depayin, juga di Sagaing dan dekat dengan episentrum gempa.

Phoee Kaine, seorang penduduk Lintalu nan tinggal di dekat biara tersebut, mengatakan kepada Reuters bahwa selain 23 korban tewas nan dikonfirmasi, banyak lagi nan terluka dalam serangan tersebut.

"Kami sedang mengevakuasi pasien nan memerlukan perawatan medis segera sebagai bagian dari upaya pengamanan dan support nan sedang kami lakukan," kata Phoe Kaine.

Namun, militer terus melancarkan serangan udara dan artileri ke wilayah-wilayah nan dikuasai pemberontak, termasuk wilayah-wilayah nan telah hancur akibat gempa, nan menewaskan nyaris 3.700 orang.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Perang Saudara Masih Acak-acak Negara Suriah