ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Pemerintah resmi mengeluarkan petunjuk penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) selama enam bulan, terhitung mulai Juli hingga Desember 2025.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, keputusan itu diambil berasas beragam pertimbangan lapangan, salah satunya lantaran tidak semua wilayah mengalami panen secara bersamaan, sehingga menyebabkan nilai beras di tingkat konsumen terkerek naik.
"SPHP singkatannya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan," kata Arief saat ditemui usai rapat dengar pendapat (RDP) berbareng Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Menurutnya, SPHP bukan sekadar untuk menggerakkan stok beras Bulog, melainkan bermaksud langsung untuk menjaga nilai tetap stabil, terutama di wilayah-wilayah nan tidak mengalami panen.
"Stok di Bulog untuk stabilisasi. Cadangan beras pemerintah (CBP, beras nan dikelola Perum Bulog) untuk support pangan hingga intervensi nilai oleh pemerintah. Termasuk jika ada bencana, tapi ini kita nggak berharap," ujarnya.
Arief menambahkan, kondisi Indonesia nan sangat luas membikin musim panen tidak seragam. Oleh lantaran itu, intervensi nilai melalui SPHP tetap perlu dilakukan di wilayah nan belum panen dan mengalami kenaikan harga.
"Panennya kan nggak semua di wilayah Indonesia. Berarti ada wilayah nan nggak panen kan? Kalau nan nggak panen, boleh nggak dikasih untuk stabilisasi? Ini Indonesia Raya nih segini gede. Semua wilayah panen sama-sama nggak? Nggak," kata Arief.
"Kalau wilayah sini nggak panen, kira-kira nilai di sini tinggi apa rendah? Tinggi. Kalau harganya tinggi boleh diintervensi nggak? Boleh. Ya sudah, itu SPHP," sambungnya.
Untuk penyelenggaraan SPHP dan support pangan, katanya, pemerintah telah menyiapkan Rp1,3 triliun untuk SPHP selama 6 bulan, serta Rp5 triliun untuk support pangan selama 2 bulan kepada 180 juta family penerima faedah (KPM).
"Ya jika hari ini salah satu putusannya adalah kita lakukan SPHP selama 6 bulan dan support pangan 2 bulan. Duitnya juga udah diturunkan, tinggal dieksekusi," kata Arief.
Masih Bisa Berubah
Namun, dia tak menutup kemungkinan lama SPHP bisa berubah, tergantung hasil pertimbangan rutin pemerintah. "Ya kan nantinya ada rakortas, kita pembaruan setiap minggu," ucapnya.
Penugasan SPHP ini tertuang dalam Surat Kepala Bapanas Nomor 173/TS.02.02/K/7/2025 per 8 Juli 2025, nan memerintahkan Perum Bulog untuk menyalurkan 1,31 juta ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam periode enam bulan.
Pada bagian pertimbangan surat tersebut tertulis, penyaluran beras SPHP dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan nilai beras di tingkat konsumen. Dan pemanfaatan CBP serta menindaklanjuti Risalah Rapat Koordinasi Terbatas Kementerian Koordinator Bidang Pangan tanggal 7 Januari 2025.
"Mulai Juli ini program SPHP beras juga telah pemerintah mulai seiring dengan program support pangan beras. Tentunya diharapkan melalui penerapan dua instrumen intervensi ini, nilai beras di masyarakat dapat lebih ditekan dan tidak semakin berfluktuasi," ujar Arief dalam pernyataan resminya.
Ia juga menambahkan, penyaluran SPHP bisa dilakukan melalui jaringan Koperasi Desa Merah Putih. "Dengan ini diharapkan penyaluran SPHP beras semakin dapat dirasakan masyarakat lantaran jika Koperasi Merah Putih kan outletnya jelas," jelas Arief.
Foto: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi saat ditemui usai rapat dengar pendapat (RDP) di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (10/7/2025). (librosfullgratis.com/Martyasari Rizky)
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi saat ditemui usai rapat dengar pendapat (RDP) di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (10/7/2025). (librosfullgratis.com/Martyasari Rizky)
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Beras SPHP 'Disunat', Begini Modusnya Menurut Dugaan Bulog