Ekonomi Inggris Kontraksi, Ambles 0,1%

Sedang Trending 14 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, librosfullgratis.com - Perekonomian Inggris secara tak terduga kembali menyusut pada bulan Mei 2025. Data Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) nan dirilis Jumat (11/7/2025) menyebut ekonomi Negeri Big Ben itu berkontraksi 0,1% secara bulanan.

Pelemahan terkonsentrasi pada output produksi nan turun 0,9%, dan bangunan nan turun 0,6%. Angka-angka ini bakal menjadi pukulan bagi Menteri Keuangan Rachel Reeves, nan telah menjadikan pemulihan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan defisit anggaran Inggris sebagai tujuan utamanya.

Data terbaru ini menyusul kontraksi 0,3% pada bulan April, ketika kenaikan pajak domestik diberlakukan dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif pada mitra jual beli dan musuh. Kebijakan tarif ini membikin pasar dunia terpuruk dan menciptakan ketidakpastian upaya nan meluas.

"Inggris dikenakan tarif timbal kembali sebesar 10% dari Trump meskipun mempunyai hubungan perdagangan nan kurang lebih seimbang dengan AS dalam perihal pertukaran barang, meskipun mengalami surplus besar dalam perihal jasa," menurut info perdagangan ONS untuk tahun 2024 nan dikutip CNBC International.

Inggris sejak itu telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS. Namun menjadi negara pertama nan melakukannya di tengah perundingan perdagangan nan tetap alot dengan mitra jual beli lainnya, termasuk Uni Eropa nan tetap menunggu penandatanganan perjanjian perdagangan dengan Washington.

Meskipun merasa nyaman dengan kesepakatan perdagangan AS, Inggris menghadapi tantangan ekonomi domestik. Ekspansi PDB sebesar 0,7% nan luar biasa pada kuartal pertama (Q1) (dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan aktivitas ekonomi sebelum tarif perdagangan Trump) diperkirakan tidak bakal terulang dalam pembaruan triwulanan berikutnya ini.

Estimasi pertama PDB kuartal kedua (Q2) bakal dirilis pada 14 Agustus. Para ahli ekonomi sebelumnya telah memperkirakan pertumbuhan bakal melambat di sisa tahun ini di tengah pasar tenaga kerja nan melemah dan ketidakpastian ekonomi nan berkelanjutan. 


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Target Pertumbuhan Ekonomi RI 8% Dihadapkan Tantangan Besar