ARTICLE AD BOX
Ia menambahkan, bumi sekarang telah mengalami kemajuan luar biasa dalam pengetahuan pengetahuan dan teknologi, namun hati nurani kolektif umat manusia belum sepenuhnya bergerak untuk menghentikan penderitaan tersebut.
“Dunia telah melesat maju dalam pengetahuan pengetahuan dan teknologi. Tapi sayangnya, hati nurani kolektif kita belum seluruhnya sadar dan bergerak memandang penderitaan bangsa Palestina,” ungkapnya.
Sebagai catatan, Dasa Sila Bandung adalah sepuluh prinsip hasil Konferensi Asia Afrika 1955 nan menyerukan penghormatan terhadap kedaulatan, penolakan terhadap kolonialisme dan rasisme, support terhadap kemerdekaan nasional, serta penguatan kerja sama tenteram antarbangsa. Prinsip ini menjadi simbol solidaritas bangsa-bangsa Global South untuk melawan kekuasaan kekuatan imperialis.
Lewat pidatonya, Megawati mengingatkan bumi bahwa nilai-nilai anti-kolonialisme dan solidaritas Asia-Afrika nan dirintis 70 tahun lampau di Bandung tetap sangat relevan dan menuntut aktualisasi konkret di tengah ketidakadilan dunia masa kini.
Dalam forum nan dihadiri 600 perwakilan dari 144 negara tersebut, Megawati didaulat sebagai pembicara pertama dilanjutkan sejumlah tokoh ketua negara seperti Nangolo Mbumba (Presiden keempat Namibia), Yukio Hatoyama (mantan PM Jepang), Essam Sharaf (mantan PM Mesir), Yves Leterme (mantan PM Belgia) dan Jhala Nath Khanal (mantan PM Nepal).