Jejak Fosil Di Australia Ungkap Asal-usul Reptil, Burung, Dan Mamalia 35 Juta Tahun Lebih Awal

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jejak Fosil di Australia Ungkap Asal-Usul Reptil, Burung, dan Mamalia 35 Juta Tahun Lebih Awal Penemuan jejak ceker fosil di Victoria, Australia, menunjukkan golongan amniota telah hidup di darat 35 juta tahun lebih awal dari dugaan sebelumnya.(Marcin Ambrozik)

PENEMUAN fosil jejak ceker di Australia mengubah pemahaman intelektual tentang awal mula golongan hewan bertelur di darat, termasuk reptil, burung, dan mamalia. Temuan ini menunjukkan golongan berjulukan amniota sudah ada sekitar 355 juta tahun lalu, jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya, menurut studi nan dipublikasikan di jurnal Nature.

Selama ini, fosil amniota tertua nan diketahui berasal dari Kanada dan berumur sekitar 319 juta tahun. Namun jejak kaki nan ditemukan di susunan batuan tua wilayah Barjarg, Victoria, mengindikasikan hewan seperti reptil telah melangkah di daratan jauh lebih awal — 35 juta tahun sebelumnya.

“Begitu kami mengidentifikasi jejak ini, kami menyadari bahwa ini adalah bukti tertua di bumi tentang hewan mirip reptil nan melangkah di darat,” ujar Prof. John Long dari Flinders University.

Jejak Kuno di Tanah Gondwana

Jejak kaki itu ditemukan di blok batu pasir di tepi Sungai Broken oleh dua paleontolog amatir. Batu tersebut berasal dari Formasi Snowy Plains, nan telah dikonfirmasi usianya menggunakan kajian radiometrik serta keberadaan fosil ikan dan invertebrata laut lainnya.

Yang membikin temuan ini luar biasa adalah adanya jejak ceker tajam, karakter unik amniota, nan tidak ditemukan pada amfibi purba.

“Kehadiran jejak ceker merupakan karakter unik dari amniota awal. Kombinasi jejak ini menunjukkan bahwa pembuatnya kemungkinan besar adalah reptil primitif,” jelas Prof. Per Erik Ahlberg dari Uppsala University.

Para peneliti juga menekankan tidak ada jejak tubuh alias ekor nan terseret di jejak, menandakan hewan ini bisa menopang tubuhnya saat berjalan. Sebuah keahlian nan mengindikasikan kemajuan dalam struktur tubuh dan langkah bergerak.

Namun, beberapa mahir seperti Dr. Steven Salisbury dari University of Queensland meragukan konklusi itu, dan menduga hewan tersebut mungkin bergerak di perairan dangkal, bukan di darat sepenuhnya.

Mengubah Lini Masa Evolusi

Sebelum temuan ini, para intelektual memperkirakan nenek moyang terakhir amfibi dan amniota hidup sekitar 352 juta tahun lalu. Namun jika amniota telah ada pada awal periode Karbon seperti nan disarankan jejak ini, maka perpecahan antara dua golongan ini kemungkinan terjadi apalagi lebih awal — sekitar 380 juta tahun lalu, di periode Devon.

Dengan menggunakan beragam metode penanggalan — termasuk kajian DNA (filogenetik molekuler) dan peluruhan radioaktif batuan vulkanik — para intelektual menyusun ulang garis waktu perkembangan tetrapoda (hewan berkaki empat).

Penemuan ini juga menantang dugaan amniota pertama kali berevolusi di bagian bumi utara (Laurasia). Fosil jejak dari Australia — bagian dari super-benua Gondwana — membuka kemungkinan bahwa asal-usul golongan krusial ini justru berada di selatan.

“Penemuan ini bisa menggeser peta asal perkembangan amniota ke Gondwana, meski kita tetap butuh lebih banyak bukti,” kata Long. “Australia adalah daratan luas dengan banyak situs fosil nan belum dieksplorasi.”

Rekonstruksi Sejarah Evolusi

Jejak kaki ini tidak hanya menambah info fosil, tetapi juga merekam perilaku hewan purba, memberikan gambaran lebih dalam tentang gimana mereka hidup dan bergerak.

“Kerangka fosil memberi tahu kita corak tubuh hewan, tetapi jejak kaki memberi tahu gimana mereka bergerak,” jelas Dr. Alice Clement dari Flinders University.

Para intelektual menyebut penemuan ini sebagai “penulisan ulang sejarah evolusi,” lantaran mempercepat pemahaman kita tentang gimana vertebrata darat berkembang setelah keluar dari laut.

“Ini baru permulaan. Masih banyak nan belum kita temukan dari masa lampau Australia dan Gondwana,” tutup Dr. Jillian Garvey dari La Trobe University. (scientificamerican/Sci.News/Z-2)