Israel-suriah Sepakati Gencatan Senjata!

Sedang Trending 8 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Israel dan Suriah telah menyepakati gencatan senjata setelah bentrok memanas antara kedua negara. Keputusan ini didukung oleh Turki, Yordania, dan negara-negara tetangganya.

Dilansir instansi buletin AFP, AlJazeera dan Reuters, gencatan senjata tersebut disampaikan Duta Besar Amerika untuk Turki, Tom Barrack melalui akun X miliknya. Dia meminta golongan nan terlibat bentrok untuk meletakkan senjata mereka.

"Perdana Menteri Israel @Netanyahu dan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa @SyPresidency nan didukung oleh Amerika Serikat @SecRubio telah menyetujui gencatan senjata nan didukung oleh Turki, Yordania dan negara-negara tetangganya," tulis Tom Barrack melalui akun X nya, Sabtu (19/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menyerukan kepada Druze, Badui, dan Sunni untuk meletakkan senjata mereka dan bersama-sama dengan minoritas lainnya membangun identitas Suriah nan baru dan bersatu," imbuhnya

Pengumuman gencatan senjata ini muncul setelah AS berupaya untuk mengakhiri konflik. Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan bahwa langkah-langkah telah disepakati untuk mengakhiri "situasi nan meresahkan dan mengerikan".

Hal ini juga menyusul apa nan tampak sebagai de-eskalasi bentrok setelah pasukan pemerintah menarik diri dari Sweida, di mana kekerasan berpusat.

Dilansir AFP, Kamis (17/7/2025), serangan udara dilancarkan setelah Israel berjanji meningkatkan serangan mereka selain pemerintah Suriah menarik pasukan dari wilayah bagian selatan. Wilayah di selatan Suriah baru-baru ini dilanda bentrok mematikan antara para petempur Druze dan Bedouin.

Serangan udara Israel terhadap wilayah Damaskus ini disebut melibatkan drone. Militer Israel menyatakan pihaknya terus memantau perkembangan situasi di Suriah bagian selatan menyusul bentrok berdarah antara Druze dan Bedouin.

"IDF (Angkatan Bersenjata Israel) terus memantau perkembangan dan aktivitas terhadap penduduk sipil Druze di Suriah bagian selatan dan, sesuai dengan pengarahan eselon politik, menyerang wilayah tersebut dan bersiap menghadapi beragam skenario," ujar militer Israel dalam pernyataannya seperti dilansir Times of Israel.

Televisi pemerintah Suriah melaporkan dua penduduk sipil mengalami luka-luka akibat serangan di pusat kota Damaskus. Serangan udara Israel terhadap wilayah Suriah ini dilancarkan saat bentrok berdarah terjadi di wilayah Suweida, nan kebanyakan penghuninya merupakan penganut Druze.

Puluhan orang dilaporkan tewas dalam bentrok nan terjadi sejak Minggu (13/7) waktu setempat. Pasukan keamanan Suriah, seperti dilansir Al Arabiya, dikerahkan ke wilayah Suweida sejak Senin (14/7) untuk meredakan pertempuran antara para petempur Druze dan golongan bersenjata Bedouin.

Namun, mereka malah terlibat berantem dengan milisi Druze. Pertempuran itu menarik perhatian Israel, nan kemudian melancarkan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah pada Senin (14/7) dan Selasa (15/7) dengan tujuan melindungi organisasi Druze.

Pada Rabu (16/7), Israel memperbarui serangannya di wilayah Suweida, setelah gencatan senjata nan sebelumnya diumumkan Kementerian Pertahanan Damaskus kandas memperkuat lama dengan pertempuran kembali terjadi antara para petempur Druze dan pasukan pemerintah Suriah. Tel Aviv mengatakan pihaknya bakal mengirimkan lebih banyak pasukan ke perbatasan dengan Suriah setelah berjanji meningkatkan serangan jika pasukan pemerintah Suriah tidak ditarik dari wilayah Suweida.

"Sesuai dengan penilaian situasi, (militer Israel) memutuskan untuk memperkuat pasukannya di wilayah perbatasan Suriah," demikian pernyataan militer Israel.

(wnv/wnv)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini