ARTICLE AD BOX

SETELAH dua hari pencarian intensif, jasad bocah nan dilaporkan hanyut dan tenggelam di sungai Deli Medan akhirnya ditemukan. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal sejauh empat kilometer dari letak awal kejadian.
"Kami turut bersungkawa cita atas musibah ini. Terima kasih kepada seluruh tim SAR campuran dan masyarakat nan telah membantu proses pencarian hingga korban sukses ditemukan. Semoga family nan ditinggalkan diberikan ketabahan," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan Hery Marantika, Minggu (6/7).
Korban diketahui berjulukan Ahmad Fauzi, bocah berumur 12 tahun nan tinggal di Kecamatan Medan Deli. Ia dilaporkan hanyut pada Sabtu (5/7) sekitar pukul 15.00 WIB saat mandi berbareng teman-temannya di sungai Deli.
Menurut keterangan saksi, saat itu korban dan teman-temannya berenang tanpa pengawasan orang dewasa. Saat enak-enak bermain air, korban terseret arus deras dan tak muncul kembali ke permukaan.
Teman-teman korban sempat berupaya menolong namun kandas menariknya ke tepi sungai. Dalam kondisi panik, mereka segera meminta support penduduk sekitar.
Warga nan menerima laporan kemudian meneruskannya ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan. Informasi sigap itu langsung direspons dengan pengiriman tim rescuer Basarnas ke lokasi.
Dalam operasi pencarian, unsur nan terlibat meliputi Basarnas Medan, BPBD Kota Medan, TNI, Polri, relawan SAR, serta masyarakat sekitar. Mereka bahu-membahu menyusuri aliran sungai.
Proses pencarian dilakukan dengan menggunakan dua unit perahu LCR dan satu unit perahu rafting. Pemantauan darat juga dilakukan sepanjang bantaran sungai.
Sejak hari pertama, pencarian turut dibantu perangkat pendeteksi aqua eyes dan drone thermal. Semua teknologi dan tenaga dikerahkan demi menemukan korban secepat mungkin.
Pada Minggu (6/7) sekitar pukul 09.15 WIB, jasad korban akhirnya ditemukan. Lokasi penemuan berada sekitar empat kilometer dari titik awal hanyutnya korban.
"Setelah dievakuasi dari sungai, jasad korban segera diserahkan kepada pihak keluarga," pungkasnya.
Dalam tiga tahun terakhir, tercatat terjadi beberapa kasus orang tenggelam di sungai Deli nan menelan korban jiwa, terutama dari kalangan anak-anak dan remaja. Aktivitas bermain, mandi, alias berenang di sungai menjadi penyebab utama.
Pada Maret 2022, Hafis, 14, santri asal Medan Labuhan, tersedot pusaran air saat bermain di sekitar Titi Papan. Jasadnya ditemukan dua hari kemudian sejauh enam kilometer dari letak kejadian.
Kemudian pada Februari 2024, Febri, 12, anak wanita nan bermain di bantaran sungai Deli, terjatuh dan hanyut. Butuh dua hari pencarian hingga jasadnya ditemukan sejauh lima kilometer.
Awal 2025, Dafa Pratama, 11, diduga kelelahan saat berenang dan ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa keesokan harinya di area Sungai Deli Titi Papan. Lalu pada 24 Mei 2025, Tegar Eliyadi, 16, lenyap terseret arus sungai Deli di Kelurahan Karang Berombak, Medan Barat. (H-3)