Fenomena Baru Di China, Ramai-ramai Warga Borong Es Batu

Jakarta, librosfullgratis.com - Fenomena baru terjadi di China. Kini ramai-ramai penduduk memborong es batu.

Salah satunya di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur. Penjualan es batu telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, didorong oleh gelombang panas nan melanda seluruh negeri saat musim panas tiba.

Banyak pedagang mengaku laku manis menjual es batu. Mereka mengaku rata-rata menjual es batu seharga US$3,5 (sekitar Rp 56 ribu).

"Pada bulan Mei dan Juni, saya bisa menjual sekitar 100 ton per hari. Pada bulan Juli, jumlah itu bertambah, dan saya bisa menjual sekitar 300 hingga 400 ton," kata pemilik pabrik es, Feichao, Sun Chao, dikutip AFP, Kamis (10/7/2025).

Perlu diketahui, secara global, gelombang panas menjadi lebih sering dan intens lantaran perubahan iklim. Ini pun terjadi ke China, di mana pada tahun 2024 lampau mencatat rekor.

China telah mengalami serangkaian musim panas nan ekstrem dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Juni, pihak berkuasa mengeluarkan peringatan panas di Beijing lantaran suhu di ibu kota naik hingga nyaris 40 derajat Celcius sementara media pemerintah mengatakan 102 stasiun cuaca di seluruh negeri mencatat hari terpanas di bulan Juni.

Pekan lalu, pemerintah juga memberi peringatan. Warga di-warning akibat kesehatan.

"Pada musim semi, gugur, dan dingin, suhu nan lebih tinggi dua hingga tiga derajat tidak berakibat besar pada penjualan kami,"

"Namun di musim panas, ketika suhu sedikit lebih tinggi, dampaknya besar," tulisnya.

Suhu di China baru-baru ini sudah melewati 40 derajat Celcius di beberapa kota. Di Provinsi Jiangsu, sebelah Provinsi Zhejiang, suhu panas juga terjadi, membikin stadion bola nan menjadi tuan rumah pertandingan nan dihadiri lebih dari 60.000 orang menyediakan 10.000 balok es besar di sekitar lokasi.

Suhu ekstrem membikin enam orang tewas dan lebih dari 80.000 orang dievakuasi di provinsi Guizhou selatan. Bukan lantaran panas, melainkan lantaran banjir.

China adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di bumi nan secara umum disepakati oleh para intelektual sebagai pendorong perubahan suasana dan membikin cuaca ekstrem lebih intens dan sering terjadi. Namun, negara ini juga merupakan pemimpin dunia dalam daya terbarukan, dengan penambahan kapabilitas lebih sigap daripada negara lain mana pun.

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article RI Memasuki Suhu Panas Mendidih, BMKG Wanti-Wanti Ancaman Besar Ini