ARTICLE AD BOX

CUACA antariksa rupanya berakibat pada beragam aktivitas manusia. Peneliti Ahli Muda Bidang Ionosfer Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rizal Suryana menjelaskan bahwa di luar angkasa, badai nan terjadi adalah angin besar daya bermuatan dari matahari.
“Dampaknya bisa terasa hingga ke teknologi nan kita gunakan sehari-hari,” kata Rizal, dilansir dari laman BRIN, Senin (7/7).
Ia menjelaskan, aktivitas matahari, geomagnet, dan ionosfer merupakan tiga parameter utama dalam memprediksi cuaca antariksa.
Perubahan pada parameter tersebut berpotensi memberikan pengaruh terhadap aktivitas kehidupan manusia. Salah satunya sistem komunikasi, operasional satelit dan navigasi berbasis dunia positioning system (GPS).
“Ketika terjadi angin besar matahari, geomagnet, dan ionosfer dalam intensitas kecil, sedang, alias besar, salah satu dampaknya dapat menurunkan kecermatan posisi GPS. Ini bakal berakibat pada aktivitas sehari-hari, seperti pemesanan ojek online, pengiriman makanan secara online, dan navigasi,” terangnya.
Dampak cuaca antariksa juga sangat signifikan terhadap operasi satelit. Oleh lantaran itu, BRIN melakukan pengamatan melalui dua pendekatan utama, berbasis satelit (space-based) dan berbasis Bumi (ground-based).
Rizal memaparkan bahwa BRIN saat ini tengah mengembangkan beragam program strategis di bagian sains antariksa. Mulai dari pengembangan satelit, eksplorasi luar angkasa, hingga pemanfaatan info observasi Bumi untuk mendukung pembangunan nasional.
BRIN tengah mengembangkan teleskop di Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. Teknologi itu bisa mengawasi benda-benda langit dan satelit nan melintas di antariksa.
Upaya pengembangan peralatan riset juga terus dilakukan. Salah satunya Callisto berbasis software defined radio (SDR). Itu adalah perangkat pengamat cuaca antariksa untuk menerima gelombang nan berasal dari semburan matahari, memungkinkan pemantauan intensif sepanjang hari.
Alat tersebut dapat mengetahui intensitas semburan, baik kecil, sedang, maupun besar.
“Teknologi ini lebih murah dan penggunaanya bisa dikuasai secara penuh,” sebut Rizal.
Dia juga menyampaikan bahwa BRIN menyediakan beragam skema program danasiwa dan magang riset nan dapat diakses oleh mahasiswa nan tertarik mendalami sains dan teknologi, khususnya keantariksaan. Beasiswa ini menjadi bagian dari strategi BRIN membangun ekosistem talenta nasional di bagian riset dan inovasi. (Z-1)