ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Di tengah tekanan nilai nikel dunia nan terus menurun, Pemerintah Indonesia berencana untuk memangkas produksi nasional. Langkah ini ditempuh guna menjaga kestabilan pasar sekaligus memperkuat keberlanjutan industri nikel di dalam negeri. Meski demikian, kalangan pelaku upaya mengingatkan bahwa pemangkasan produksi semata tidak cukup jika tidak dibarengi pembenahan menyeluruh dalam tata kelola sektor pertambangan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey menilai bahwa strategi pengurangan produksi semestinya didasarkan pada kalkulasi nan matang terhadap permintaan dunia dan kapabilitas produksi nasional. Ia menegaskan, perlu ada keseimbangan antara jumlah kebutuhan pasar dunia, potensi produksi Indonesia, dan persetujuan RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) nan diberikan kepada pelaku tambang.
Selain tekanan harga, pelaku industri juga menghadapi tantangan dari sisi izin dan gambaran industri nikel Indonesia di mata global. Chairman Indonesia Mining Institute sekaligus Komisaris PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Irwandy Arief menekankan pentingnya penguatan tata kelola tambang melalui penerapan standar dan sertifikasi global. Menurut Irwandy, rumor negatif terhadap nikel Indonesia kian menguat, termasuk soal tekanan atas praktik lingkungan dan sosial. Untuk itu, penerapan good mining practice menjadi krusial sebagai corak komitmen industri terhadap pertambangan nan bertanggung jawab.
Saksikan perbincangan Maria Katarina berbareng Sekjen APNI Meidy Katrin Lengkey dan Chairman Indonesia Mining Institute & Komisaris PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Irwandy Arief di Program Closing Bell librosfullgratis.com, Selasa (08/07/2025).