ARTICLE AD BOX
librosfullgratis.com, Jakarta - Bali United sekarang menjadi salah satu tim sepak bola nan sangat disegani di Liga 1. Meski terbilang wajah baru, namun pencapaian tim berjuluk Serdadu Tridatu di kasta tertinggi Indonesia terbilang mentereng.
Sejauh ini, mereka sudah mengoleksi dua gelar Liga 1, 2019 serta 2021/2022. Sebuah pencapaian nan layak diacungi jempol, mengingat tim ini baru berdiri pada Februari 2015.
Dua sosok nan berjasa di kembali kesuksesan Bali United, siapa lagi jika bukan dua berkerabat nan juga pengusaha asal Jakarta, Yabes Tanuri dan Pieter Tanuri.
Yabes Tanuri, CEO Bali United, lewat kanal YouTube Liputan 6 Sport belum lama ini membeberkan awal kisahnya tertarik ke bumi sepak bola.
Seperti diketahui, Bali United berasal dari keberanian Yabes Tanuri dan Pieter Tanuri mengakuisisi Putra Samarinda pada 2014. Setahun berselang Bali United berdiri dan bermarkas di Pulau Dewata.
Yuk gabung channel whatsapp librosfullgratis.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Alasan Investasi di Sepak Bola
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4333968/original/097609500_1677085575-Yabes_Tanuri_dan_J-league1.jpg)
Apa nan membikin keduanya terjun ke sepak bola? Apa nan bikin menarik?
"Pertama kali nan bikin menarik itu, satu kita di Indonesia itu tetap industri muda. Sepak bolanya sendiri sudah dari lamalah sejak dari 1928 sudah ada klub, 1930 sudah ada klub. Macam-macam klublah," kata Yabes Tanuri.
"Klub-klub sepak bola apalagi sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Tetapi dalam corak industri baru ada 2009-2011. Kita masuk lantaran memandang jumlah orang nan suka sepak bola itu sangat banyak sekali," imbuhnya.
"Memang di sepak bola alias industri ini boleh dibilang tetap entertainment. Bukan merupakan perihal nan wajib dibeli untuk dispending uang," kata pengusahan berumur 48 tahun menambahkan.
"Kalau misalnya makanan wajib, busana wajib, gitu kan ya. Katanya lima dasar dulu pas kita sekolah. Kalau sport itu untuk memandang saja orang suka. Tapi untuk dispending jika ada lebih baru bisa. Tetapi demand-nya tinggi sebenarnya. Jadi kita memandang itu," tukasnya.
Inspirasi dari Sang Ibu
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,565,20,0)/kly-media-production/medias/5223294/original/065324400_1747532960-IMG_9027.JPG)
Menurut Yabes Tanuri, awalnya dia tak begitu suka dengan sepak bola. nan suka balbalan justru ibunya nan sekarang berumur 84 tahun.
"Yang suka sepak bola itu justru ibu saya malah. Ibu saya itu pas tetap muda SMA suka kabur dari sekolah buat nonton bola katanya. Saya juga nggak nanya klub apa. Mungkin di Jakarta, Persija juga kali ya. Atau mungkin timnas jaman dulu kali ya," ujarnya sembari tertawa.
"Suka nonton bola, tapi ketika saya tanya lupa klub apa. Ibu saya sudah berumur 84 tahun kan tahun ini. Jadi urusannya nyaris 70 tahun lampau kan. Sampai sekarang suka nonton bola, tapi pastinya Bali United dong."
Mengapa Bali?
Lebih lanjut Yabes Tanuri menuturkan sejarah lahirnya Bali United nan sekarang menjelma sebagai salah tim nan sangat disegani di Indonesia.
"Jadi kebetulan waktu itu Persisam ada dua klub di Samarinda. Sedangkan populasi di sana kurang terlalu besar kan," tukasnya.
"Dengan adanya satu klub nan sedang naik daun, namun di satu sisi suporternya menurun. Sehingga dibutuhkan daripada berjuang tanpa penentuan seperti itu katanya lebih baik tetap ada walaupun pindah," lanjutnya.
"Kami akhirnya berpikir mau ke mana. Di Jawa sudah penuh, sampai kota-kota kecilnya saja sudah punya klub sepak bola. Lalu kami lihat Bali waktu itu baru ada Liga 2. Kami masuk ke sana, kita lihat okelah kita coba dan namanya nama Bali ya. Ketika dikasih opsi pindah ke Bali kan manajemen juga suka," tuntas Yabes Tanuri.