ARTICLE AD BOX
librosfullgratis.com, Jakarta - Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan kehadiran Presiden Prabowo Subianto untuk pertama kalinya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil menjadi momen nan bersejarah.
Sebab, ini kali pertamanya Indonesia berperan-serta langsung usai resmi menjadi personil penuh golongan ekonomi BRICS pada Januari 2025. Prabowo juga berbincang sejumlah rumor mulai dari, ekonomi, lingkungan, hingga kondisi dunia terkini di depan sejumlah kepala negara personil BRICS.
Teddy menyampaikan, kehadiran Prabowo dan keikutertaan di BRICS menunjukkan bahwa Indonesia semakin didengar dan dipandang dunia.
"Secara resmi ada 28 negara dan kepala negara, kepala pemerintahan ya. Jadi 10 personil BRICS, kemudian ada 10 mitra countries, kemudian ada 8 tamu, dan ini banyak sekali nan antre untuk masuk BRICS," kata Teddy sebagaimana dilihat di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (9/7/2025).
"Dan, ya ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin didengar, semakin diperhatikan, semakin dipandang, dan semakin dibutuhkan di bumi dunia ya," sambungnya.
Dia menjelaskan bahwa keiikutsertaan Indonesia menjadi personil BRICS merupakan inisiasi Prabowo. Indonesia pun mendapat support dari para negara personil dan diterima di BRICS pada Januari 2025.
"Yang mana ini artinya ada sejarah baru, Indonesia secara resmi mengikuti KTT BRICS nan pertama kali dan ini adalah inisiasi dari Bapak Presiden, kemudian di tahun nan sama, kita diterima. Kemudian seluruh negara personil BRICS dukung, support, dan akhirnya di tahun nan sama juga, kita resmi menjadi personil penuh BRICS," ujar Teddy.
Ingin Kolaborasi dengan Banyak Organisasi Global
Teddy menuturkan Prabowo menginginkan Indonesia sebanyak mungkin bekerja-sama dengan organisasi-organisasi internasional. Salah satunya, menjadi personil ke-10 BRICS.
"Kemudian, ini adalah dari Pak Presiden gimana caranya Indonesia berkolaborasi, kemudian sebanyak mungkin berasosiasi dengan organisasi-organisasi. Sehingga inilah BRICS salah satunya nan kita bergabung," tutur Teddy.
Saat ini, BRICS beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Etiopia, Iran, Uni Emirat Arab (UEA), dan Indonesia. Teddy menjelaskan bahwa BRICS saat ini menyumbang sekitar 35 persen dari produk domestik bruto (PDB) global.
"Jadi, di BRICS sendiri, dari 10 negara, nyaris 50 persen adalah populasi bumi dan dari PDB-nya, itu sekitar 35 persen dari PDB Global," pungkas Teddy.
KTT BRICS 2025 di Brasil ini dihadiri Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Putra Mahkota Abu Dhabi Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Perdana Menteri (PM) China Li Qiang, PM India Narendra Modi, PM Mesir Mostafa Madbouly, PM Ethiopia Abiy Ahmed. Kemudian, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov, dan Menlu Iran Abbas Araghchi.
Indonesia Tegas Dukung Perdamaian Dunia
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sikap tegas Indonesia dalam mendukung perdamaian bumi melalui multilateralisme dan keadilan dalam tata kelola global. Dia juga menegaskan menolak perang dan penggunaan standar ganda.
Hal ini disampaikan Prabowo saat menghadiri sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 nan digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, Minggu, 6 Juli 2025. Sesi pleno ini bertema "Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance".
"Bapak Presiden juga menegaskan menolak perang dan juga penggunaan standar ganda. Dan Bapak Presiden sejalan dengan nyaris dari seluruh peserta mendorong reformasi multilateral dan keterwakilan dunia south dalam tata kelola global, khususnya dalam lembaga seperti PBB dan didorong agar kepemimpinan BRICS dapat mendorong kepemimpinan multilateral nan lebih adil," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangannya usai mendampingi Prabowo, dikutip dari siaran pers pada Senin (7/7/2025).
Dia juga mengangkat pentingnya Bandung spirit dalam forum BRICS. Khususnya, dalam memperjuangkan nasib negara-negara berkembang dan mendukung kemerdekaan Palestina.
BRICS Harus Jadi Kekuatan Penyeimbang
Dalam pandangan Indonesia, BRICS perlu menjadi kekuatan penyeimbang nan dapat menyuarakan kepentingan negara-negara dunia south secara setara dan konsisten.
"Bapak Presiden menegaskan hubungan terhadap Palestina dan secara unik untuk mengingatkan Bandung spirit agar bisa dibawa dalam forum, dilanjutkan dalam forum BRICS tersebut," ujar Airlangga.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir menyampaikan bahwa sebagian besar pemimpin negara personil BRICS menyoroti situasi dunia nan makin tidak menentu.
"Salah satu rumor nan sangat banyak diangkat oleh negara personil adalah pentingnya untuk BRICS mengambil kepemimpinan untuk dunia south agar bisa mendorong me-reform sistem multilateral," tutur Arrmanatha.
Menurut dia, konsolidasi negara-negara dunia south dinilai sangat krusial dalam menjaga stabilitas internasional dan menciptakan ruang pembangunan nan kondusif bagi negara-negara berkembang.
Dalam forum tersebut, Indonesia juga menyampaikan support terhadap upaya reformasi serta menyambut baik solidaritas antaranggota BRICS untuk menciptakan sistem bumi nan lebih inklusif dan berimbang.
"Oleh lantaran itu, tadi semangatnya adalah gimana BRICS bisa berkontribusi untuk mendorong reformasi, untuk mendorong penguatan dari sistem multilateral itu sendiri," jelas Arrmantha.