Mensos Sebut Sekolah Rakyat Dorong Ekonomi Lokal: Anak Sekolah, Orang Tua Diberdayakan

Sedang Trending 8 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

librosfullgratis.com, Jakarta - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan Sekolah Rakyat bukan sekadar membuka akses pendidikan cuma-cuma bagi anak-anak dari family miskin, melainkan juga menjadi strategi terpadu untuk memberdayakan family sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.

“Namanya optimasi dari Sekolah Rakyat. Nanti anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan,” ujar Gus Ipul dalam keterangan nan diterima, Kamis (3/7/2025).

Bentuk pemberdayaan itu, lanjutnya, mencakup training keterampilan, penguatan upaya produktif, serta support akses permodalan bagi para orang tua siswa. Pemerintah juga bakal memberikan perhatian pada kondisi tempat tinggal mereka.

“Kalau tanahnya milik sendiri, kita bantu agar rumahnya lebih layak huni. Kalau itu rumahnya orang lain, kita kerja sama dengan kabupaten kota untuk menyediakan lahan,” jelasnya.

Gus Ipul memaparkan bahwa Sekolah Rakyat dirancang sebagai intervensi menyeluruh nan menyentuh banyak sisi kehidupan family miskin, mulai dari pendidikan anak hingga kemandirian ekonomi orang tua.

Berjalan Bersamaan

Gus Ipul menegaskan bahwa semua intervensi ini bakal melangkah bersamaan. Pendidikan anak, pemberdayaan orang tua, dan perbaikan kondisi rumah dilaksanakan secara terpadu agar dampaknya lebih terasa dan berkelanjutan.

Tak sekadar teori, saat ini akibat ekonomi dari program Sekolah Rakyat sudah mulai terlihat. Seluruh pembimbing dan tenaga kependidikan direkrut dari wilayah sekolah berada, sehingga menyerap tenaga kerja.

“Guru-gurunya diusahakan dari kabupaten, kota tersebut. Jadi ya tentu membuka lapangan kerja,” ujar Gus Ipul.

Pembangunan dan pembaharuan sekolah pun menyerap banyak tenaga kerja lokal. “Saya lihat di satu titik itu ada 100 pekerja nan bekerja 24 jam secara bergantian. Kalau ada di 100 titik, sudah ribuan pekerja nan turut terlibat dalam renovasi,” tambahnya.

Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga membujuk masyarakat ikut terlibat dalam pengawasan Sekolah Rakyat. Ia menekankan pentingnya menjaga lingkungan belajar agar kondusif dan nyaman bagi siswa.

“Jangan sampai terjadi perundungan di sekolah ini, kekerasan seksual di sekolah ini, dan jangan sampai ada aktivitas intoleransi,” tegasnya.

Gandeng KPAI dan KemenPPPA

Untuk mencegah potensi masalah tersebut, Kemensos menggandeng KPAI dan Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak untuk mendukung upaya mitigasi risiko. Selain itu, teknologi pemantauan juga bakal diperkuat.

“Kita juga bakal menggunakan teknologi salah satunya, perbanyak CCTV, nan bisa mengawasi situasi dan kondisi secara menyeluruh,” ujarnya.

Sekolah Rakyat dirancang sebagai ruang aman, layak, dan mendukung tumbuh kembang anak secara utuh. Anak-anak tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga tinggal di asrama, makan makanan bergizi, mengenakan seragam, dan mendapat akomodasi laptop. Sarana nan tersedia, mulai dari ruang kelas, bilik tidur, dapur, hingga laboratorium dibangun sesuai standar nasional.

Kurikulumnya disusun secara sistematis dan menyeluruh. Dimulai dengan program persiapan fisik, mental, dan akademik berbasis talent mapping, lampau dilanjutkan dengan pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, serta penguatan karakter, spiritualitas, nasionalisme, dan literasi.

Sekolah Rakyat

Pada tahap awal, Sekolah Rakyat bakal mulai beraksi Juli 2025. Sebanyak 395 rombongan belajar bakal tersebar di jenjang SD, SMP, dan SMA. Lokasi terbanyak berada di Pulau Jawa dengan 48 titik, diikuti Sumatra 22 titik, Sulawesi 15 titik, Bali dan Nusa Tenggara 4 titik, Kalimantan 4 titik, Maluku 4 titik, dan Papua 3 titik.

Selain 100 titik awal, pemerintah juga mengupayakan 100 titik tambahan lagi sesuai pengarahan Presiden Prabowo, dengan memanfaatkan balai latihan kerja dan UPT milik Kemenaker dan pemerintah daerah. Dengan tambahan ini, sasaran total lebih dari 20 ribu siswa dapat belajar di Sekolah Rakyat bakal tercapai.