ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan Monumen Nasional, 1 Juli 2025, menghadirkan momentum krusial dalam konsolidasi arah dan semangat transformasi Polri di bawah kepemimpinan nasional. Dalam kapasitasnya sebagai Inspektur Upacara, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan serangkaian pesan strategis nan tidak sekadar berkarakter seremonial, melainkan merupakan call to action bagi seluruh jejeran Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Saya memandang ada lima dimensi krusial pesan Presiden kepada Polri, yaitu: kepercayaan publik, orientasi kerakyatan, ketahanan nasional, komitmen terhadap transformasi kelembagaan, dan penguatan identitas moral institusi. Kelima pesan ini patut diletakkan dalam kerangka pertimbangan berkepanjangan terhadap keahlian dan reformasi institusional Polri.
Pertama, menjaga kepercayaan rakyat sebagai mandat moral nan tak boleh pudar. Presiden menyampaikan pesan dengan nada tegas namun penuh harap: "Jaga kepercayaan rakyat. Jangan sekali-kali mengecewakan rakyat kita". Pesan ini adalah penegasan kembali bahwa trust alias kepercayaan adalah modal sosial utama Polri. Kepercayaan publik tidak diberikan secara cuma-cuma-ia kudu dirawat melalui integritas, transparansi, dan konsistensi dalam penegakan norma nan adil. Sejumlah survei mencatat persepsi publik terhadap Polri condong dinamis, dan di sinilah peran krusial pengawasan internal dan eksternal kudu terus diperkuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, menjadi Polisi nan dekat dan dicintai rakyat. Presiden menekankan pentingnya empati: "Polisi kudu merasakan penderitaan rakyat." Ini adalah pesan kemanusiaan nan dalam. Presiden juga menegaskan Indonesia memerlukan polisi nan selalu datang di tengah-tengah rakyat, memihak rakyat, melindungi rakyat, terutama mereka nan paling lemah, tertindas, dan miskin. Ketika abdi negara kepolisian bisa memahami realitas sosial masyarakat-terutama golongan marjinal-maka pendekatan keamanan bakal berubah dari nan koersif menjadi transformatif. Polri kudu menempatkan pendekatan community policing bukan sebagai jargon, tapi sebagai kultur nan hidup dalam setiap tingkah laku personil di lapangan.
Ketiga, menjaga kekayaan dan kedaulatan bangsa. Peringatan agar Polri terlibat aktif dalam melindungi kekayaan bangsa dan mencegah upaya pelemahan dari pihak luar menunjukkan bahwa Polri kudu memposisikan diri sebagai bagian dari arsitektur ketahanan nasional. Polri kudu menjadi unsur nan sangat krusial sebagai ujung tombak dalam menjaga kekayaan bangsa dan rakyat. Dalam era kejuaraan geopolitik dan ancaman keamanan non-tradisional, sinergi Polri dengan TNI dan lembaga strategis lainnya absolut diperlukan, tanpa melupakan prinsip supremasi sipil dan akuntabilitas publik.
Keempat, peran Polri dalam agenda kesejahteraan nasional. Apresiasi Presiden terhadap peran Polri secara langsung dan masif dalam mendukung program strategis Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) merupakan pengakuan atas kontribusi Polri dalam pembangunan sosial. Hal ini memperluas arti keamanan sebagai bukan hanya ketiadaan konflik, tapi juga pemenuhan hak-hak dasar penduduk negara, termasuk akses terhadap pangan dan gizi.
Kelima, meneguhkan jati diri institusi. Penegasan semboyan "Rastra Sewakottama" oleh Presiden adalah pengingat historis dan ideologis bahwa Polri sejatinya adalah pelayan utama nan mengabdikan dirinya untuk kejayaan nusa dan bangsa, nan mengutamakan kepentingan rakyat di atas segala kepentingan lainnya. Dalam praktiknya, semboyan ini menuntut internalisasi nilai-nilai kepelayanan dalam seluruh aspek profesionalisme kepolisian-dari rekrutmen, pendidikan, hingga pola pekerjaan dan pengawasan perilaku.
Pesan-pesan nan disampaikan oleh Presiden perlu menjadi referensi strategis dalam membangun Polri nan presisi, responsif, dan humanis. Hal ini perlu dibarengi dengan terus mendorong upaya reformasi kelembagaan, membangun sistem pengawasan nan efektif, serta menguatkan peran masyarakat dalam kontrol sosial terhadap keahlian kepolisian.
Akhir kata, dengan semangat Hari Bhayangkara ke-79, mari kita terus kawal transformasi Polri menuju lembaga modern nan tak hanya kuat secara taktis, tetapi juga kokoh dalam etika dan keadilan. Dirgahayu Polri!
Anggota Kompolnas RI Gufron Mabruri
Simak juga Video: Prabowo Harap Polisi Sekarang Tangguh lantaran Akan Kerap Jadi Sasaran
(maa/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini