ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI bakal membentuk lembaga sertifikasi pekerjaan pengajar ketahanan nasional (LSP Lemhannas RI). Rencananya, LSP Lemhannas ini bakal dibentuk tahun 2025.
Gubernur Lemhannas RI, TB Ace Hasan Syadzily mengatakan pembentukan LSP berangkaian dengan rencana program prioritas 'Lemhannas Goes to Campus'. Dia menyebut program ini untuk pemantapan nilai-nilai kebangsaan terhadap para kepala wilayah terpilih.
"Tahun 2025 Lemhannas RI berbareng Kemendagri bakal melaksanakan pemantapan nilai-nilai kebangsaan terhadap para kepala wilayah terpilih. Ke depan, pada tahun 2025, Lemhannas RI mencanangkan program prioritas 'Lemhannas Goes to Campus', meningkatkan training pemantapan nilai-nilai dan menyiapkan penyedia tenaga pengajar di setiap provinsi dan penggeloraan kebangsaan berbasis algoritma," ujar Ace dalam konvensi pers di instansi Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut LSP nan bakal dibentuk nantinya untuk menyiapkan tenaga pengajar nan mempunyai standar kompetensi dalam program prioritas 'Lemhannas Goes to Campus' guna pemantapan nilai-nilai kebangsaan.
"Dalam rangka mempersiapkan tenaga pengajar di bagian ketahanan nasional nan mempunyai standar kompetensi, maka pada tahun 2025 Lemhannas RI bakal membentuk lembaga sertifikasi pekerjaan pengajar ketahanan nasional," sebut Ace.
Ace juga menjelaskan tahun 2025 Lemhannas RI ikut mempersiapkan skenario dalam situasi geopolitik maupun geostrategi. Dia menyebut skenario ini dipertimbangkan melalui dua pandangan ialah geopolitik stabil dan geopolitik unstabil serta ketahanan nasional handal dan ketahanan nasional rawan nan berpotensi dihadapi Indonesia pada tahun 2025.
"Skenario kwadran I 'layar terkembang, angin tenang, bahtera melaju menuju samudra gemilang". Dalam kondisi ini, Indonesia mempunyai kesempatan besar untuk memperkuat pertumbuhan inklusif dan perannya di bumi internasional melalui diplomasi dan kerjasama internasional sesuai asta cita nan dicanangkan Presiden Prabowo," jelas Ace.
Untuk skenario kedua diberi istilah 'layar terkembang, bahtera melaju dalam samudra bergelombang'. Ace menjelaskan pada kondisi ini konsentrasi diarahkan pada penguatan diplomasi dan optimasi kesempatan pertumbuhan untuk tetap mempertahankan ketahanan nasional di seluruh gatra kehidupan bernegara.
"Skenario kwadran ke-3, 'kapal tanpa kompas, meski angin tenang, bahtera melangkah tanpa arah'. Pada kondisi ini, kondisi ketahanan nasional perlu terus ditingkatkan dengan memanfaatkan dinamika geopolitik nan kondusif sehingga bisa dimanfaatkan untuk menguatkan ketahanan nasional," ungkap Ace.
Terakhir, skenario ke-4 dengan istilah 'kapal tanpa kompas, angin besar mengganas, ombak menggulung angan nan rapuh'. Dia menerangkan dalam kondisi ini, penguatan ketahanan nasional absolut kudu dilakukan untuk menghadapi beragam akibat ketidakpastian dunia dengan memperhatikan indeks ketahanan nasional dengan skor di atas 2,6 alias cukup tangguh.
"Kondisi Indonesia saat ini berada di kwadran 2. Maka di tahun 2025, Indonesia kudu bisa memainkan peran sebagai bridge builder untuk menjembatani kepentingan negara berkembang dan maju melalui politik luar negeri bebas aktif. Indonesia juga kudu dapat memanfaatkan kesempatan sekaligus mengatasi tantangan nan muncul, menuju visi Indonesia Emas 2045 dan bisa bergeser dari posisi di kwadran 2 menuju kwadran 1," pungkasnya.
(dnu/dnu)