Koperasi Penjelmaan Ekonomi Kerakyatan

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Hari ini, 12 Juli 2025, kita memperingatinya sebagai hari koperasi nasional. Tanggal 12 Juli kita jadikan peringatan hari koperasi karena pada 12 Juli 1927, alias 98 tahun nan lampau kongres pertama koperasi dilaksanakan.

Masa itu memang tetap era Hindia Belanda. Sedianya kongres bakal dilaksanakan di Bandung, namun lantaran aspek keamanan dipindahkan ke Tasikmalaya.

Koperasi tumbuh sejalan dengan aktivitas nasional. Dr Mohammad Hatta, proklamator sekaligus wakil presiden pertama menjadikan koperasi sebagai aktivitas ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koperasi menjadi salah satu pilar krusial pikiran beliau. Kiprahnya nan besar terhadap koperasi itulah nan membikin beliau diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Kita segarkan kembali pikiran pikiran beliau tentang koperasi, antara lain;

1. Koperasi sebagai upaya rakyat. Koperasi tumbuh dari semangat rakyat menghimpun diri dalam aktivitas ekonomi secara mandiri.

Koperasi sebagai kumpulan rakyat menghimpun modal, namun kedudukan personil koperasi setara, tidak dibedakan berasas jumlah setoran modal seperti layaknya perseroan. Dari Modal nan terkumpul, koperasi membangun upaya nan minimal melayani anggotanya sendiri.

2. Koperasi menjadi sarana pendidikan rakyat dan berpadu bukan semata urusan ekonomi. Tetapi juga pengembangan diri melalui beragam aktivitas pendidikan dan membangun bonding komunal untuk mewujudkan aktivitas gerakan perubahan sosial lebih luas.

3. Koperasi sebagai pemasok dan pilar pembangunan. Dengan meluasnya aktivitas koperasi, maka aktivitas ekonomi juga bakal meluas. Modal nan terkumpul semakin besar, namun dimiliki banyak orang. Sehingga koperasi menggerakan ekonomi lebih besar, namun kepemilikannya tidak di segelintir orang. Dengan demikian upaya koperasi mengurangi kesenjangan sosial.

4. Koperasi merupakan perwujudan paling konkrit dari maksud perekonomian Pancasila. Nilai-nilai Pancasila menubuh dalam praktik perkoperasian.

Di dalam koperasi ada gotong royong, upaya perekonomian disusun modal berbareng dan untuk kemakmuran bersama, pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis. Karena semua personil kedudukannya setara tanpa memandang setoran modalnya.

Dengan seluruh nilai nilai dan praktik koperasi nan sangat ideal tersebut, namun kita jumpai koperasi di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, dan kudu bisa dihadapi oleh setiap insan koperasi ke depan, antara lain;

a. Data BPS menunjukkan volume upaya koperasi pada tahun 2024 baru mencapai Rp 214 triliun alias sekitar 0,97% dari PDB Indonesia nan berbobot Rp 22.139 triliun. Sebaliknya upaya skala UMKM mencapai 63 persen PDB Indonesia.

Hal ini menunjukkan individualisme upaya merupakan tantangan nan kudu dihadapi koperasi. Ke depan, insan insan koperasi kudu bisa menjadikan koperasi sebagai wahana berpadu gotong royong nan lebih menjanjikan daripada upaya individual.

b. Kontribusi koperasi terhadap PDB Amerika Serikat sebesar 5%, Jerman 6%, Belanda dan Perancis 18%, serta Selandia Baru 20%. Di negara negara kapitalis kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasionalnya jauh lebih besar daripada di negara kita nan menganut Pancasila nan kurang dari 1%.

Kesenjangan ini menjadi masalah serius terhadap sistem perekonomian nasional. Kita berambisi aktivitas Koperasi Merah Putih mendorong membesarkan koperasi Indonesia dan berkontribusi krusial bagi perekonomian nasional. Namun insan koperasi tetap kudu menjaga semangat kemandirian ekonomi sebagai bagian dari 7 prinsip berkoperasi. Sebab posisi pemerintah menstimulasi dan fasilitasi.

c. Sebagian besar koperasi kita didominasi oleh upaya simpan pinjam. Tidak ada nan salah dalam perihal ini. Namun kita kudu baca bawah keahlian keragaman upaya belum banyak dikuasai oleh koperasi kita.

Padahal banyak koperasi koperasi besar di luar negeri seperti Koperasi Mondragon di Spanyol usahanya sektor manufaktur digerakkan oleh anggotanya nan sebagian besar pekerja, ada juga Norges Kooperative Landsforening (NKL) di Norwegia adalah koperasi perdagangan dengan aset lebih dari US$ 9,6 miliar dan tetap banyak lagi contohnya. Tantangan ke depan pemerintah dan insan koperasi lebih mengembangkan keragaman corak bentuk upaya koperasi.

d. Citra diri koperasi tetap belum bagus. Akibat beragam rentetan masalah fraud nan terjadi di koperasi pada masa lalu. Tantangan ke depan bagi insan koperasi adalah menjadikan koperasi sebagai wahana nan bercitra diri baik.

Oleh karena itu, insan koperasi, serta asosiasi seperti DEKOPIN kudu bisa membantu tata kelola (governance) koperasi terus lebih baik, sehingga makin mendapatkan kepercayaan publik.

Said Abdullah, Ketua Dewas Dekopin

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini