ARTICLE AD BOX
librosfullgratis.com, Jakarta - Papua Football Academy (PFA) bakal mewakili Indonesia pada Gothia Cup 2025 di Swedia. Staf kepelatihan berambisi besar arena tersebut bisa berbuah manis bagi talenta-talenta Tanah Air.
PFA bakal bertolak ke Swedia pada Jumat (11/7/2025) petang dari Jakarta. Sebanyak 18 pemain dari Papua Football Academy bakal membawa nama wangi Indonesia di pentas bergengsi tersebut.
Teri dan kawan-kawan sudah satu tahun ditempa di Mimika Sport Complex, Timika, dan menjalani training intensif di bawah komando pelatih-pelatih bergengsi seperti Ardiles Rumbiak dan Wolfgang Pikal.
"Tantangan tersendiri bagi saya dan tim pelatih, ada Coach Kelly juga, Coach Wolfgang selaku Direktur Teknik, gimana kami mempersiapkan terlebih ke karakter mereka. Karena gimana mereka menyusuaikan diri, mental mereka untuk bisa berada di luar jauh, bukan di pulau Jawa tapi di luar negeri. Dan juga dari segi pemahaman taktik, lantaran kita tahu perkembangan sepak bola di Eropa lebih maju satu level di atas kita," kata Ardiles kepada librosfullgratis.com.
"Tapi saya percaya dengan talenta alam nan dimiliki anak-anak Papua, dengan metode nan kita pakai di akademi, saya percaya kita bisa melalui proses ini dengan baik dan bisa menolong anak-anak untuk melewati setiap tantangan ini."
Yuk gabung channel whatsapp librosfullgratis.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Juara adalah Bonus
:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,565,20,0)/kly-media-production/medias/5232783/original/025841500_1748248445-20250526AA_Papua_Football_Academy__10_of_10_.jpg)
Lebih lanjut, Ardiles menegaskan bahwa apapun hasilnya kelak di Gothia Cup 2025, dia berambisi anak-anak PFA bisa mendapatkan pengalaman dan jam terbang nan 'mahal'. Baginya, juara adalah bonus.
"Saya kira jika komitmen dengan manajemen sendiri sih, gimana seperti nan tadi saya bilang, juara itu adalah bonus, kita coba berusaha, tetapi nan terpenting gimana pengalaman mereka bisa berada di situasi pertandingan besok di Gothia, gimana attitude mereka menyesuaikan diri, lantaran kita berambisi ada penilaian nan baik untuk anak-anak pada saat mereka kembali ke Indonesia, ke Papua, ada perihal baik nan diceritakan oleh mereka."
"Jadi, untuk sasaran nan lebih, saya kira itu sesuatu nan kita tidak bisa tahu ke depan, tetapi nan terpenting gimana anak-anak bisa belajar untuk mengenal situasi perihal nan berbeda di luar dari Indonesia. Dan itu pengalaman berbobot untuk mereka."
Membentuk Mental
Sementara itu, coach Kelly menekankan kepada pentingnya anak-anak PFA merasakan atmosfer pertandingan bermain di Eropa. Ia berambisi ke depannya mereka mempunyai tekad lebih untuk berkarier di Benua Biru.
"Apa nan kita cari di Gotia Cup? nan kita cari adalah anak-anak belajar level turnamen alias level kejuaraan alias jika kita cerita alias kita kasih nonton, kita kasih lihat di televisi, kita kasih nonton Barcelona, kita kasih nonton level Eropa, kita kasih lihat latihan SSB di luar negeri, tidak sama ketika mereka berdiri setara dan sejajar dan satu lapangan nan sama dengan anak-anak di Eropa. Dan dalam sepak bola nan krusial itu atmosfernya," kata Kelly.
"Dan mereka bisa mencapai suatu level ketika mereka sudah merasakan atmosfer tersebut. Jadi nan kita cari adalah pengalamannya, jam-jam bertandingnya, percaya dirinya, mentalnya anak. Jadi ketika mereka usia ini mereka bakal kesana, entah itu hasilnya seperti apa, tapi nan krusial mereka dapat pelajaran berharga."
"Jadi muncul jiwa kejuaraan dalam diri mereka. Muncul tujuan nan lebih tinggi dalam pikiran mereka, dalam kepala mereka. Bahwa suatu saat saya bakal main di Eropa. Bukan lagi main di Asia alias Indonesia. Tapi saya bakal main di Eropa. Itu tujuannya."