ARTICLE AD BOX

Tata surya sekarang kehadiran tamu tak diundang nan sedang bergerak sigap menuju kita dalam perjalanan searah melintasi ruang angkasa kita. 3I/ATLAS, visitor antarbintang nan baru terungkap ini adalah nan ketiga dari jenisnya nan pernah diamati.
Ditemukan pada 1 Juli dan segera menarik perhatian lantaran kecepatan tinggi serta lintasan ekstremnya. Benda angkasa ini mengindikasikan bahwa dia bakal melintasi sistem tata surya. Dalam 24 jam, NASA memastikan bahwa objek itu bukan berasal dari sini dan ditakdirkan untuk pergi lagi.
Objek ekstrasurya, nan mungkin berupa komet, bergerak dengan kecepatan melampaui 130.000 mph (210.000 km/jam) dan dijadwalkan mencapai jarak terdekatnya dengan mentari pada akhir Oktober, sebelum memulai perjalanan panjangnya kembali ke ruang antarbintang.
Namun, penemuan 3I/ATLAS menimbulkan banyak pertanyaan, seperti asal-usulnya, komposisinya, waktu kedekatannya dengan Bumi, dan metode terbaik bagi peneliti untuk mempelajarinya.
Bagaimana 3I/ATLAS ditemukan?
3I/ATLAS pertama kali terdeteksi dalam info nan diambil antara 25 Juni dan 29 Juni oleh Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS), nan secara otomatis memantau langit malam menggunakan teleskop di Hawaii, Chili, dan Afrika Selatan.
Objek ini pada awalnya diberi nama A11pl3Z sebelum mendapatkan nama resminya. Beberapa peneliti lainnya segera mengidentifikasi bahwa objek tersebut adalah ISO dengan menggunakan info dari 15 Juni, menurut NASA. Lebih dari 40 peneliti mengompilasi hasil penelitian mereka ke dalam sebuah arsip nan diunggah pada 3 Juli ke server pra-cetak arXiv, menjadi studi pertama nan ditulis mengenai objek baru itu.
Penemuan 3I/ATLAS merupakan upaya tim, serta pengingat bakal makna krusial kolaborasi, ujar penulis utama penelitian Darryl Seligman, seorang astronom di Michigan State University.
“Kami hanya mempunyai satu kesempatan untuk mengambil gambar objek ini dan setelah itu objek ini bakal lenyap selamanya. Kami berupaya mengumpulkan info maksimal dari seluruh observatorium nan tersedia," ujar Seligman.
Apa nan kita pahami mengenai 3I/ATLAS?
Para peneliti pada awalnya mengira bahwa 3I/ATLAS merupakan sebuah asteroid. Namun, dalam observasi berikutnya, objek ini terlihat lebih mirip komet. Berdasarkan Minor Planet Center dari International Astronomical Union, objek ini menunjukkan “indikasi aktivitas komet nan tentatif”, termasuk dikelilingi oleh awan gas dan es nan cerah, nan disebut koma, serta mempunyai struktur nan tampak seperti ekor. Nama komet nan diajukan adalah C/2025 N1 (ATLAS).
3I/ATLAS berbeda dengan pendahulunya lantaran dimensinya. Para peneliti memperkirakan bahwa komet dan koma-nya mempunyai diameter mencapai 15 mil (24 kilometer), menjadikannya jauh lebih besar dibandingkan Oumuamua alias Komet Borisov, nan diameternya kurang dari satu mil (1,6 kilometer). Ia juga melaju lebih cepat, dengan jalur nan lebih lurus, dibandingkan dua barang antarbintang lainnya.
Dua objek sebelumnya bergerak menuju mentari secara langsung dibandingkan dengan jalur bintang di galaksi kita, Bima Sakti, tetapi 3I/ATLAS datang dari sisi, alias tegak lurus terhadap jalur matahari, kata Wes Fraser, seorang astronom dari National Research Council Canada.
Apakah 3I/ATLAS menimbulkan ancaman bagi Bumi?
3I/ATLAS terletak pada jarak 4,5 unit astronomi (AU) dari mentari ketika ditemukan, ialah 4,5 kali jarak antara Bumi dan matahari. Objek ini bakal mendekati titik terdekatnya dengan matahari, ialah perihelion, pada 30 Oktober, dan berada pada jarak 1,5 AU dari bintang induknya. Tak lama sebelum peristiwa itu, komet ini pun bakal mendekati Mars, pada jarak 0,4 AU dari Planet Merah.
Namun, komet ini bakal mendekati Bumi pada bulan Desember, dalam perjalanan pulangnya dari Tata Surya. Sebagai hasilnya, komet itu tidak berpotensi menimbulkan ancaman bagi Bumi dan bakal tetap berada pada jarak minimum setidaknya 1,6 unit astronomi.
Walaupun saat ini objek itu terlalu redup untuk dilihat oleh para pengamat bintang di laman belakang, objek itu bakal menjadi lebih cerah saat mendekati mentari dan bakal terlihat dalam beberapa bulan ke depan.
Dari mana asal 3I/ATLAS?
Para peneliti mau memahami asal usul 3I/ATLAS. Studi lain nan dipublikasikan di server pracetak arXiv pada 7 Juli menunjukkan bahwa 3I/ATLAS kemungkinan berasal dari piringan tebal Galaksi Bima Sakti, nan merupakan tempat tinggal bagi sekitar dua pertiga bintang di galaksi kita. Akan tetapi, peneliti tetap memerlukan lebih banyak info untuk menetapkan letak dengan lebih tepat. Namun, barang tersebut bisa jadi berasal dari bintang manapun, tidak kudu berasal dari bintang terdekat.
Walaupun kita baru saja menemukan 3I/ATLAS, kemungkinan besar objek ini telah ada di sekitar kita untuk waktu nan cukup lama.
Kemungkinan besar, 3I/ATLAS berada di orbit Neptunus pada pertengahan 2023 dan bakal kembali melewati planet gas raksasa itu pada awal 2028, kata Marco Micheli, astronom dari Pusat Koordinasi Objek Dekat Bumi Badan Antariksa Eropa nan berkedudukan dalam penemuan Oumuamua. Bergantung pada letak nan Anda tentukan sebagai pemisah tata surya, ISO mungkin memerlukan hingga beberapa dasawarsa untuk melintasinya,
Apakah 3I/ATLAS merupakan kendaraan alien?
Kemungkinan bahwa 3I/ATLAS terhubung dengan peradaban dari luar angkasa sangatlah kecil. Saat Oumuamua ditemukan pada 2017, sejumlah intelektual beranggapan bahwa ISO mungkin adalah pesawat luar angkasa nan menyamar akibat anomali dalam percepatannya. Namun, lantaran 3I/ATLAS terlihat berfaedah seperti komet biasa, teori nan serupa belum diajukan sampai saat ini.
Namun, sejumlah peneliti tetap mempunyai minat untuk menyelidiki ISO lantaran argumen nan serupa: Avi Loeb, mahir astronomi dari Universitas Harvard nan pertama kali mengemukakan teori bahwa 'Oumuamua merupakan teknologi luar angkasa, telah mengusulkan pemanfaatan JWST untuk mendeteksi indikasi percepatan non-gravitasi dari komet tersebut, melalui sebuah tulisan nan dia buat di Medium.
(Live Science/E-3)