Efek Regulasi 11 Pemain Asing Di Bri Super League 2025/2026, Pemain Lokal Wajib Beri Pembuktian!

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

librosfullgratis.com, Jakarta - Kebijakan nan diambil PT LIB mengenai 11 pemain nan boleh dimiliki setiap klub peserta BRI Super League 2025/2026, mengundang reaksi beragam dari banyak kalangan. Satu di antara pengamat sepak bola nasional asal Solo, Aris Budi Sulistyo ikut mencurahkan isi hatinya.

Bakal ada nan baru dari penyelenggaraan kejuaraan kasta tertinggi sepak bola Indonesia, BRI Super League 2025/2026. Satu di antaranya menyangkut patokan main dalam kuota pemain asing di masing-masing tim.

Regulasi penggunaan pemain asing baru untuk Liga 1 alias nan berganti nama menjadi BRI Super League 2025/2026 ini telah resmi ditetapkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) seusai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta pada Senin (7/7/2025) lalu.

Sesuai izin nan baru, sekarang setiap kontestan bisa mendaftarkan hingga maksimal 11 pemain impor. Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, mengatakan masing-masing tim paling banyak memasukkan delapan pemain asing dalam daftar susunan pemain (DSP), baik menjadi starter alias pun di bangku cadangan.

Sementara, sisa tiga pemain asing tidak bisa masuk line-up. Kuota pemain asing di BRI Super League 2025/2026 meningkat drastis dibanding musim lampau nan aturannya adalah delapan legiun impor dalam DSP, dengan enam di antaranya di lapangan dan sisa dua pemain menjadi pengganti sesama pemain asing.

Selain itu, peserta Liga 1 musim depan juga diharuskan mempunyai minimal lima pemain U-23 kelahiran 2003, dengan paling sedikit satu pemain bermain sebagai starter selama 45 menit.

Pemain Timnas Indonesia, Jordi Amat secara blak-blakan mengaku lebih memilih memihak Persija Jakarta daripada menerima tawaran dari klub Arab Saudi dan Spanyol.

Yuk gabung channel whatsapp librosfullgratis.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Dukung Regulasi Pemain Asing

Aris Budi Sulistyo, laki-laki nan pernah mengenyam pengalaman bermain di Klub Mataram Indocement, Arseto Solo, Arema Malang, hingga Persik Kediri ini mengaku sepakat dan mendukung izin terbaru di kejuaraan kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

"Secara keseluruhan bakal berpengaruh untuk kemajuan sepak bola. Mereka adalah pemain-pemain nan didatangkan dari negara nan sepak bolanya jauh lebih maju. Tinggal kita nan menyikapi, pemain nan berbobot membikin pemain-pemain lokal bisa belajar terutama nan tetap muda-muda usianya," terangnya kepada librosfullgratis.com, Kamis (10/7/2025).

"Dengan banyaknya pemain asing dan ikut berkompetisi, membikin pemain lokal kita bisa berkembang. Pemain lokal dituntut untuk bekerja keras, lebih cerdas, bisa mengikuti permainan pemain-pemain asing. Kalau tidak bisa, ya bakal semakin ketinggalan," lanjut dia.

Harus Percaya Diri

Menurutnya, setiap pesepak bola lokal Indonesia kudu tertanam mentalitas dan sikap untuk mau bersaing. Ia tak menampik jika banyak pemain lokal Indonesia nan resah dengan semakin membanjirnya amunisi asing.

"Pemain lokal terutama nan senior kudu lebih pandai dalam mengatur agar tidak terkena akumulasi kartu kuning/merah misalnya. Kesempatan untuk jadi pemain inti semakin tertutup jika terus-terusan tidakhadir lantaran perihal itu," tutur Aris Budi Sulistyo.

"Sebagai pemain lokal pasti resah, tapi ini tuntutan nan kudu dihadapi dalam peningkatan sepak bola Indonesia. Harus bisa jadi pemain profesional, lantaran tidak semua pemain asing itu bagus semua kok."

"Di situlah ada kesempatan untuk menunjukkan, pemain lokal sekarang juga sudah bergaji tinggi, dan kudu bisa menunjukkan, jika perlu sampai betul-betul pemain asing nan kalah bersaing dengan pemain lokal kita," tegasnya.

APPI Keberatan

Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menyatakan keberatan terhadap izin terbaru nan dikeluarkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengenai kuota sebelas pemain asing dalam setiap peserta Super League 2025/2026.

APPI menilai kebijakan tersebut bakal berakibat langsung terhadap jam terbang dan masa depan para pesepak bola lokal.

APPI sebenarnya memahami maksud dari penambahan kuota pemain asing dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Super League. APPI juga mendukung tercapainya tujuan tersebut, terutama jika para pemain asing tersebut dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada para pemain lokal.

Namun, APPI memandang bahwa izin ini bakal mengurangi kesempatan bermain bagi para talenta lokal. APPI cemas bahwa dengan minimnya menit bermain, para pemain lokal bakal kesulitan berkembang dan berkompetisi di level nan lebih tinggi.

"Kami sangat menyayangkan bahwa izin nan bakal secara langsung berkapak terhadap kehidupan para pemain diambil tanpa adanya komunikasi dan obrolan terlebih dulu dengan para pemain," tulis APPI dalam situsnya pada Selasa (8/7/2025).

APPI mengungkapkan bahwa dari survei nan dilakukan kepada para pemain Super League, kebanyakan menyatakan keberatan atas izin baru tersebut. Kebanyakan pemain resah menit bermain bakal tergerus lantaran saat ini hanya ada satu kejuaraan di Tanah Air.

Berdasarkan kalkulasi APPI, jika setiap klub Super League memaksimalkan kuota sebelas pemain asing, maka bakal ada 198 pemain lokal nan kehilangan pekerjaan alias terpaksa turun kasta ke Championship.

Kondisi tersebut juga bakal memicu pengaruh domino lantaran 198 pemain Championship pun terancam kehilangan tempat dan kemungkinan terpaksa bermain di Liga Nusantara nan berkarakter amatir.

"Sebagai asosiasi nan menaungi pemain lokal dan juga asing, APPI tidak mempermasalahkan berapapun kuota pemain asing nan ada. nan perlu diperhatikan adalah gimana dengan jam terbang talenta lokal di Indonesia," ujar Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa.