Brin Sebut Indonesia Tak Perlu Ikut-ikutan Buat Chatgpt Ataupun Deepseek, Lalu Apa?

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
BRIN Sebut Indonesia tak Perlu Ikut-ikutan Buat ChatGPT ataupun DeepSeek, Lalu Apa? Logo OpernAI dan ChatGPT(AFP/MARCO BERTORELLO)

KEPALA Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menekankan Indonesia tak perlu ikut-ikutan jejak negara maju seperti Amerika Serikat nan menciptakan ChatGPT alias Tiongkok (China) nan menciptakan DeepSeek dalam memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

"Apakah kemudian kita bakal cari sesuatu, men-develop sesuatu nan isinya itu seperti ChatGPT, seperti DeepSeek-nya China? Tidak perlu, kenapa? Karena satu bumi itu hanya perlu satu Google, hanya perlu satu ChatGPT basically ya," kata Handoko di Jakarta, Selasa.

Handoko menjelaskan AI merupakan sebuah perangkat nan digunakan dalam rangka memanfaatkan mahadata (big data) nan dimiliki dunia.

Kalau bukan ChatGPT alias DeepSeek, Lalu Apa?

Menurutnya, secara global, Indonesia mempunyai banyak mahadata (big data) nan bisa dimanfaatkan untuk perihal nan bisa lebih bermanfaat.

"Nah, kita kudu bisa menemukan hal-hal nan lain nan memang sumbernya dari lokal kita, sehingga bakal lebih mudah kita untuk membikin diferensiasi, serta bisa punya daya saing," ujarnya.

Handoko memaparkan salah satu kekayaan mahadata Indonesia adalah keanekaragaman hayati alias biodiversitasnya nan beragam.

Saat ini, jelasnya, BRIN telah mempunyai enam juta koleksi info biodiversitas Indonesia, mulai dari flora, fauna, apalagi mikroba.

"Jadi, kita sekarang tidak hanya berakhir mengonservasi dalam corak peralatan hidup jika di kebun raya alias di Animalium, tapi juga dalam corak spesimen, fisik, dalam corak digital," ungkapnya.

Oleh lantaran perihal nan dilakukan seluruhnya berbasis digital, dalam implementasinya Handoko membujuk peran pelaku upaya di bagian jasa jaringan, agar Indonesia secara bahu-membahu dapat mengembangkan teknologi AI nan lebih efektif, efisien, dan mempunyai keunikannya sendiri.

"Menurut saya itu tugas berbareng kita antara pelaku upaya dan juga dari penyedia infrastruktur, gimana kita bisa melakukan itu. Dan saya percaya jika itu dimanfaatkan, kemudian ada new product, side product-side product baru dari situ, itu justru bakal meningkatkan pemanfaatan dari infrastrukturnya itu sendiri," ucap Laksana Tri Handoko. (Ant/M-3)