ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetya Hadi mengungkapkan telah mempunyai 'senjata' untuk menurunkan nilai beras nan sempat melonjak dalam beberapa waktu terakhir.
Arief mengatakan pihaknya bakal mulai menyalurkan support beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada bulan ini, setelah tidak menyalurkan beras tersebut selama nyaris enam bulan terakhir.
"Kami bakal Kembali menyalurkan support pangan, di mana salah satunya ialah beras SPHP mulai Juli 2025," kata Arief saat ditemui wartawan setelah rapat dengar pendapat (RDP) berbareng Komisi IV DPR RI, Senin (7/7/2025).
Pihaknya juga mengaku telah mendapatkan restu dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Menko Pangan, dan Menteri Keuangan (Menkeu) melalui rapat koordinasi (rakor) Bersama mengenai penyaluran support beras ini.
"Kami juga sudah mendapatkan persetujuan dari Menkeu tentunya melalui ratas dan rakortas. Ratas berbareng Pak Presiden, rakortas berbareng Menko Pangan, itu Rp 1,3 triliun untuk stabilisasi," ujar Arief.
Dengan adanya penyaluran ini, maka pemerintah sukses mengintervensi kenaikan nilai beras nan sebelumnya mencapai 5% hingga 10%.
"Dengan adanya penyaluran ini, sehingga nan hari ini nilai beras kita lihat, kita perhatikan ada kenaikan 5-10%, itu bisa kita atasi dengan intervensi pemerintah," ungkapnya.
Arief menambahkan perihal ini merupakan pengarahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan support pangan kepada 18,27 juta (Keluarga Penerima Manfaat) mulai Juli 2025.
"Jadi sekali lagi, Pak Presiden juga sudah menyetujui support pangan kepada masyarakat, 18,277 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Kita mulai di bulan ini," pungkasnya.
Seperti diketahui, support beras 10 kg merupakan bagian dari paket subsidi nan digelontorkan pemerintah bagi penduduk RI untuk bulan Juni dan Juli 2025. Namun, penyalurannya baru dilaksanakan bulan Juli ini, sehingga family penerima faedah bakal mendapat sekaligus 2 bulan pencairan support tersebut.
Ia memastikan saat ini seluruh prosedur sudah dilalui, tinggal menunggu pencairan biaya dari Kementerian Keuangan.
Adapun argumen teknis lainnya, kata Arief, lantaran pada bulan Maret-April kondisi tetap panen raya, sehingga stok beras melimpah, dan nilai beras sempat terkendali lantaran produksi nan melimpah.
"Oh iya kan, big harvest alias panen raya itu kan di bulan Maret-April, di mana produksi setara berasnya itu kan di atas 5-10 juta ton. Begitu di bulan Mei-Juni kan panennya turun. Itu kan pola-nya begitu," terang Arief.
Dengan penurunan produksi pasca-panen, nilai gabah dan beras pun mulai naik. Inilah saat nan dianggap tepat untuk pemerintah masuk lewat intervensi.
"Nah ini waktunya pemerintah melakukan intervensi. Dengan nan pertama, menyalurkan support pangan untuk 18,277 juta KPM (keluarga penerima manfaat). Terus SPHP, ini juga kita lakukan. Sudah betul dong, kita on track," tutup Arief.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Bapanas Salurkan Bantuan Beras Untuk Korban Banjir