ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syafi'i mengaku tak mendapatkan info kedaruratan saat Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya bakal tenggelam. Syafi'i mengatakan pihaknya baru menerima info usai kapal tersebut telah hilang.
Hal itu disampaikan Syafi'i dalam rapat kerja berbareng Komisi V DPR, di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025). Syafi'i mengatakan info kedaruratan nan tidak didapatkan sejak awal itu membikin Basarnas kesulitan mencari titik kapal.
"Kami izin sampaikan secara umum bahwa pada saat kejadian, memang nan kami harapkan bahwa Basarnas itu mendapatkan info pada saat awal kedaruratan terjadi," kata Syafi'i.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun nan terjadi kami juga tidak tau persis kejadiannya, bahwa info itu kami dapat pada saat kapal sudah lenyap dari permukaan itu, sehingga perjalanan kami ke sana tidak langsung menemukan kapal," sambungnya.
Syafi'i menjelaskan kronologi pencarian kapal tersebut. Dia mengatakan pihaknya telah bergerak ke letak usai mendapatkan info dalam kurun waktu 10 menit.
"Pelaksanaan operasi pada hari pertama kami sampaikan, awalnya pada saat kita mendapatkan informasi, kemudian aktif sudah bergerak bahwa info pada saat itu kudu di informasikan dari selatan ke utara," kata Syafi'i.
"Sehingga pada saat itu, seluruh unsur nan kita broadcast pada saat itu langsung membikin jaringan di sebelah utara dari letak tenggelamnya kapal, sehingga pada saat itu, pada malam itu kita tidak menemukan apa-apa," sambungnya.
Syafi'i mengatakan pihaknya baru menemukan korban pertama sekitar pukul 03.00 pagi. Korban ditemukan kurang lebih 10 mil dari letak kejadian.
Syafi'i mengatakan titik hilangnya kapal mulanya hanya 1,2 mil. Namun, kemudian mengalami pergerakan hingga 18 kilometer dari awal mula kapal tenggelam pukul 23.00 sampai 03.00 waktu setempat.
"Pada pencarian hari pertama, ialah pada pagi hari ini, kita dibantu oleh seluruh potensi SAR nan ada, mulai dari nelayan masyarakat dan seluruh kapal nan ada di situ, begitu mendengar info ada di bagian selatan, semua kekuatan baru kita kerahkan arah selatan," jelasnya.
Syafi'i mengatakan pada hari pertama pencarian, pihaknya membagi empat sektor lokasi. Di antaranya letak hilangnya kapal, kemudian letak kedua, ketiga dan keempat mengarah ke selatan.
"Lokasi sektor ini kami bagi atas dasar jumlah kekuatan nan semakin bertambah, sampai akhirnya pada hari ini sebenarnya sektor pencarian kami gunakan sampai di delapan sektor unsur darat laut udara," paparnya.
"Kami sampaikan total kekuatan nan melaksanakan operasi pada hari ini jumlah personil sebanyak 600 lebih personil, nan terdiri ABK alias alutsista dari kapal ada 18 kapal nan tergabung. Kemudian dari unsur heli juga dari unsur Basarnas, dibantu heli dari Kepolisian dan TNI AL," sambung dia.
Dugaan Korban di Dalam Mobil saat Kapal Tenggelam
Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mulanya mempertanyakan kedalaman laut. Syafi'i mengatakan kedalaman laut sekitar 50-70 meter.
"Kedalaman laut berapa?" tanya Lasarus.
"Kalau di letak itu berkisar 50-70, namun tidak jauh di situ ada palung," jawab Syafi'i.
Lasarus lampau bertanya mengenai posisi kapal. Syafi'i pun mengatakan jika prioritasnya saat hari pertama pencarian adalah korban-korban nan memungkinkan selamat.
Selanjutnya, kata dia, pada hari kedua, pihaknya baru memfokuskan pencarian letak jatuhnya kapal. Sebab, Syafi'i berasumsi terdapat korban nan beristirahat di dalam kendaraannya saat kapal berlayar.
"Kami berasumsi kapal beraksi malam hari, kemudian membawa 22 kendaraan nan kami yakini nan memungkinkan ada korban-korban nan saat itu sedang istirahat, walaupun sesuai ketentuan itu tidak diizinkan penumpang ada di dalam mobil," ujarnya.
"Sehingga kami untuk hari kedua mengerahkan unsur kapal nan mempunyai sonar untuk men-detect di mana posisi kapal," lanjut dia.
Syafi'i kemudian mengeluhkan jika pihaknya belum mempunyai perangkat sonar nan memadai. Dia mengatakan pihaknya memerlukan kekuatan di Hidros TNI AL serta kapal nan mempunyai keahlian mendeteksi persis KMP Tunu Jaya.
"Izin jika untuk kapal nan miliki sonar dari Basarnas belum memiliki. Namun kita mempunyai 3 ROV, nan sudah kita miliki, hanya saja bekerjanya ROV ini jika betul benar objek kudu ditemukan," tuturnya.
(amw/fca)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini