ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Banjir bandang luar biasa nan dipicu oleh hujan lebat menghantam lembah pegunungan Himalaya nan terletak di perbatasan China dan Nepal pada Selasa (8/7/2025), menewaskan setidaknya satu orang dan menyebabkan 28 orang lainnya hilang. Otoritas kedua negara sekarang tengah melakukan pencarian intensif di tengah puing-puing dan arus deras sungai Bhotekoshi nan meluap.
Dilansir AFP, gelombang air besar tak hanya menghancurkan permukiman dan infrastruktur, tetapi juga menghanyutkan salah satu jembatan utama nan menghubungkan China dan Nepal di atas Sungai Bhotekoshi, jalur krusial dalam konektivitas lintas batas.
Menurut National Disaster Risk Reduction and Management Authority (NDRRMA) Nepal, satu penduduk telah dipastikan meninggal bumi akibat terjangan banjir, sementara 17 orang lainnya tetap dinyatakan hilang. Dari jumlah tersebut, 11 adalah penduduk Nepal dan enam lainnya merupakan penduduk negara China nan dilaporkan sedang berada di sisi Nepal saat peristiwa terjadi.
Sementara itu, lembaga penyiaran milik negara China, CCTV, melaporkan bahwa di sisi China, musibah tanah longsor dan banjir bandang terjadi sekitar fajar, menyebabkan 11 orang hilang. Enam di antaranya adalah pekerja bangunan asal China nan sebelumnya telah disebut lenyap di sisi Nepal.
Musim hujan (monsun) nan berjalan dari Juni hingga September memang kerap membawa musibah banjir dan tanah longsor di wilayah Asia Selatan. Namun para mahir menyebut bahwa intensitas serta akibat musibah sekarang kian parah akibat perubahan suasana global.
Badan Meteorologi Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (WMO) sebelumnya telah memperingatkan bahwa banjir besar dan kekeringan ekstrem adalah "sinyal bahaya" dari siklus air bumi nan semakin tidak menentu.
"Banjir dan kekeringan nan makin intens adalah sinyal kepedihan dari apa nan bakal terjadi ke depan. Perubahan suasana telah membikin siklus air dunia menjadi jauh lebih tidak bisa diprediksi," sebut pernyataan resmi WMO.
Pusat Internasional untuk Pengembangan Terpadu Pegunungan (ICIMOD) nan berbasis di Kathmandu juga telah memberikan peringatan sejak Juni lampau bahwa akibat musibah di area Himalaya meningkat drastis selama musim hujan tahun ini.
"Peningkatan suhu dan curah hujan ekstrem memperbesar kemungkinan terjadinya musibah berbasis air seperti banjir, tanah longsor, dan aliran puing (debris flows)," demikian pernyataan ICIMOD.
Wilayah Himalaya nan menjadi rumah bagi jutaan orang serta merupakan sumber air bagi jutaan lainnya di Asia, sekarang berada dalam tekanan besar akibat krisis suasana nan memperparah siklus muson dan menantang sistem mitigasi musibah konvensional.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Bapanas Salurkan Bantuan Beras Untuk Korban Banjir